2. Perkembangan Teknologi Jaringan Selular
Teknologi Jaringan selular berevolusi dari analog menjadi sistem digital dan dari circuit switching menjadi teknologi packet switching. Evolusi teknologi selular terbagi menjadi beberapa generasi yaitu generasi pertama (1G), generasi kedua (2G/2.5G), generasi ketiga (3G/3.5G) dan generasi terakhir adalah 4G. Teknologi selular generasi pertama masih berbasis teknologi analog tetapi seiring dengan perkembangan dan peningkatan jumlah pengguna telekomunikasi maka teknologi digital mulai diterapkan mulai dari penyandian digital sampai penggunaan sirkuit digital untuk mendukung kecepatan dan kehandalan sistem telekomunikasi. Berikut ini deskripsi dari setiap teknologi jaringan selular :
1G : AMPS (Advanced Mobile Phone System) di Amerika Utara, TACS (Total Access Communication System) di UK dan NTT (Nippon Telegraph & Telephone) di Jepang semuanya masih menggunakan teknologi analog. Pada generasi pertama hanya menggunakan teknik FDMA (Frequency Division Multiple Access) dimana setiap user akan dialokasikan frequensi yang berbeda. Karena tingkat keamanan yang rendah dan alokasi frekuensi yang terbatas dari sistem generasi pertama ini tetapi di sisi lain jumlah pengguna semakin banyak maka munculah generasi kedua atau teknologi GSM sebagai solusinya.
2G : GSM (Global System for Mobile Communication), CDMA2000 (Code Division Multiple Access 2000), HSCSD (High Speed Circuit Switched Data Technology). Teknologi GSM mengkombinasikan antara teknik TDMA (Time Division Multiple Access) dan teknik FDMA (Frequency Division Multiple Access). GSM menggunakan frequency carrier selebar 200 KHz. Pada Akhir tahun 2003 pengguna jaringan seluler GSM di seluruh dunia telah mencapai 1 milyar.
2.5G : GPRS (General Packet Radio System), EDGE (Enhanced Data Rate for GSM Evolution). Dengan teknologi GPRS memungkinkan akses internet dilewatkan melalui mobile telephone.
3G : UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384 Kbps.
3.5G : HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). Pengembangan dari teknologi 3G yang memungkinkan kecepatan data sampai 8 – 10 Mbps.
4G : WiMAX dan LTE
Pada Teknologi 4G akan berbasis IP yang mampu mengintegrasikan sistem-sistem serta jaringan-jaringan yang ada. Kecepatan akses yang dapat diberikan pada teknologi 4G ini dapat mencapai kisaran antara 100 Mbps sampai 1 Gpbs, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan dengan QoS (Quality of Service) yang terjamin dengan baik, sistem keamanan yang terjamin dan penyampaian informasi yang real time di mana pun dan kapan pun.
Teknologi 4G diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan aplikasi nirkabel seperti MMS, video chatting, mobile TV, High Definition TV (HDTV), Serta Digital Video Broadcasting (DVB), serta pelayanan standar seperti suara yang lebih jernih dan jelas pada saat yang bersamaan (real-time system).
WiMAX atau LTE?
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) atau LTE (Long Term Evolution) pada prinsipnya kedua teknologi tersebut dirancang untuk mendukung layanan multimedia broadband serta mendukung mobilitas yang tinggi serta dengan basis jaringan berbasis IP. Secara teknologi keduanya menggunakan OFDM/OFDMA, AMC serta MIMO guna untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi spektrum serta kualitasnya. Jadi kedua teknologi ini hampir dapat dikatakan sebanding serta telah memiliki kemampuan dalam menjamin kualitas layanan (QOS) yang baik, yang membedakan hanya dalam implementasinya diusung oleh kelompok yang berbeda. WiMAX dikembangkan oleh WiMAX forum sedangkan LTE dikembangkan oleh 3GPP. WiMAX berkembang dari operator komunikasi data sedangkan LTE merupakan evolusi dari operator seluler 3G yang mengusung komunikasi berbasis voice dan data. Pada awalnya WiMAX dirancang untuk memenuhi akses wireless untuk komunikasi data kecepatan tinggi dengan jangkuan yang luas, tetapi kini WiMAX juga dapat untuk komunikasi VOIP dan multimedia.
Berikut Tabel Perbandingan Antara WiMAX dan LTE
Dengan makin berkembangannya kecepatan data melalui jaringan selular secara tidak langsung akan mendorong kemajuan layanan wireless broadband. Tentu kesemua itu didukung dengan performa mobile internet yang makin cepat dan stabil dan kesemua itu dapat terealisasi apabila teknologi 3G dan 4G diimplementasikan secara maksimal.
Dilihat dari perkembangan teknologi diatas perubahan teknologi jaringan selular lebih ditiktikberatkan pada kemampuan akses data secara cepat dengan bandwidth yang besar. Perubahan trend terjadi pada pengguna telepon selular yang awalnya digunakan untuk komunikasi suara berubah menjadi komunikasi data secara mobile. Banyak ditemukan saat ini para pengguna laptop berselancar di dunia maya di mall-mall menggunakan wireless broadband. Perkembangan teknologi jaringan juga didukung perkembangan handset yang saat ini dilengkapi dengan camera, pemutar MP3, radio, dan juga dapat berfungsi sebagai modem.
Berikut ini tabel perkembangan data rate dari teknologi GSM sampai teknologi 4G terkini.
Dilihat dari grafik diatas kecepatan data dari jaringan selular sudah berevolusi dari 9,6 Kbps hingga teknologi UMTS yang mencapai 2 Mbps. Bahkan teknologi 4G masa depan memungkinkan kecepatan data sampai 160 Mbps.
Dengan perkembangan teknologi tersebut maka tidak salah apabila telepon selular adalah gadget yang mengkombinasikan antara telekomunikasi, leisure, entertainment, bisnis dan juga internet connection. Sehingga manjadi salah satu gadget yang wajib dibawa oleh setiap individu. Maka tidak salah apabila Wireless Broadband dapat mempengaruhi berbagai aspek hidup baik hanya sebagai gaya hidup, pemenuhan kebutuhan hidup tetapi di sisi lain juga membantu menghijaukan lingkungan hidup.
3. Wireless Broadband Mempengaruhi Gaya Hidup
3.1 Mobile Internet untuk mencari informasi, hiburan bahkan teman
Wireless Broadband sudah mempengaruhi gaya hidup kita. Dimulai dengan pemakaian Internet kecepatan tinggi secara mobile di mall-mall atau cafe-cafe menggunakan laptop yang terkoneksikan dengan modem 3G/HSDPA. Atau hanya sekedar chatting menggunakan Messenger melalui handphone. Kemunculan penjualan-penjualan paket data oleh operator pun mulai digalakkan disamping penjualan layanan suara yang juga terus digenjot oleh operator. Web-web di internet pun semakin beragam dan menjawab kebutuhan pengguna internet. Saat ini orang bisa saling bersilaturahmi dan berkenalan dengan orang lain tanpa batas melalui portal social network seperti Facebook dan MySpace. Mendapatkan berita-berita terbaru melalui portal berita www.detik.com atau www.okezone.com. Mencari informasi di wikipedia. Saling berbagi video dan juga mendownload video di Youtube. Atau memiliki sebuah diari digital dan berbagi cerita melalui Blog. Dimana gerakan blog saat ini sedang booming dan dapat menghasilkan penghasilan yang lumayan bagi para blogger yang rajin menulis dalam blog. Gambar dibawah ini menunjukkan seberapa banyak sebuah jenis situs dikunjungi.
Mobile TV merupakan teknologi untuk memberikan layanan siaran televisi pada perangkat yang mobile. Program-program tersebut dapat ditransmisikan secara merata ke semua pelanggan dalam area coverage melalui sistem broadcast (siaran radio), unicast kepada user tertentu saja, atau multicast ke suatu grup pengguna.
Mobile TV disini ditransmisikan secara digital tidak secara analog seperti pada pentrasmisian TV dirumah kita yang dapat dengan sangat mudah mendapatkan kualitas gambar buruk saat melakukan mobilitas. Misalkan siaran TV analog pada saat bus berjalan kencang atau pada handphone yang dapat menerima siaran TV analog, saat melakukan mobilitas kualitas gambar yang diterima bisa sangat buruk. Digital Mobile TV menjawab tantangan tersebut.
Mobile TV didisain untuk diaplikasikan pada telepon selular, di mana processor yang digunakan khusus untuk operating system telepon selular itu saja dan mendukung beberapa aplikasi animasi dan graphics software seperti Java atau Macromedia Flash, sehingga content yang dibuat untuk ponsel terbatas.
Untuk itu dibuat suatu content baru yang mendukung penggunaan mobile TV dengan spesifikasi. Bandwidth yang digunakan untuk mengirimkan flash image hanya berupa bagian kecil dari bandwidth yang digunakan untuk mengirim video. Sehingga dengan keterbatasan yang ada, ponsel masih mampu menayangkan beberapa program yang sederhana seperti berita dan prakiraan cuaca dengan baik.
Secara umum, Mobile TV akan memberikan dampak positif bagi ketersediaan informasi di masa depan, karena mobile TV tersedia secara luas di broadcast network dan dapat diakses di mana saja, apalagi ditambah para pengguna yang ingin selalu mendapatkan informasi dan hiburan dimanapun mereka berada. Selain itu, mobile TV itu sendiri tidak hanya dimanfaatkan untuk siaran TV secara langsung, namun dapat juga dikembangkan menjadi media untuk melakukan videoconferencing, video file sharing, group working dan kegunaan lainnya.
Untuk mendukung semua fitur yang ditawarkan oleh layanan mobile TV, hal yang berperan penting dalam kesuksesan mobile TV adalah kombinasi traditional broadcast dengan handheld device seperti mobilitas, antenna dan ukuran layar yang kecil, indoor coverage, serta ketersediaan suplai daya terhadap perangkat/handset. Teknologi yang mendukung kesemua itu adalah IP Datacasting melalui Digital Video Broadcasting to Handhelds (DVB-H), yaitu suatu teknologi yang mengkombinasikan digital broadcasting dan internet protocol. Oleh sebab itu digital mobile TV juga sering disebut sebagai IPTV. Selain menggunakan teknologi DVB-H, layanan mobile TV juga bisa diperoleh melalui jaringan 3G dan 4G.
Maka dapat kita bayangkan pada saat mendatang semua informasi baik siaran televisi, siaran radio kesayangan di kota asal kita, dan juga media koran dapat didigitalkan dan dihadirkan di genggaman kita. Tentunya dengan tetap memperhatikan hak cipta penerbitan dan penyiaran dan juga perundang-undangan yang berlaku tentang publikasi digital. Sehingga dimananpun kita pergi informasi selalu hadir selama handphone dalam genggaman kita. Seperti salah satu contoh web yang menampilkan secara digital koran KOMPAS dan dapat kita baca dengan nyaman seperti membaca koran pada umumnya tetapi melalui web di http://epaper.kompas.com/. Berikut Tampilannya.
4. Penggunaan Wireless Broadband Sebagai Kebutuhan Hidup
Tidak dipungkiri lagi pada saat ini internet sangat membantu pekerjaan kita. Dengan menggunakan email, kita dapat memberikan laporan secara cepat ke atasan kita atau ke customer. Melalui internet pula kita dapat mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan kita. Atau dengan menggunakan Messenger kita dapat berkomunikasi dengan rekan kerja yang berada jauh dengan meja kita atau sedang berada di luar kantor. Bagi sebagian pekerjaan koneksi internet adalah hal yang wajib dimiliki. Tentunya perlu kesadaran dari para pekerja untuk memanfaatkan fasilitas internet ini sebaik-baiknya untuk memperlancar pekerjaannya. Bagi pekerja yang mobilitasnya tinggi dan membutuhkan komunikasi melalui internet Wireless Broadband internet adalah hal yang wajib dimiliki. Dan semakin banyak pekerja saat ini yang mobilitasnya tinggi.
Pada saat harga BBM melangit, ditambah dengan kemacetan yang panjang setiap hari di jalan raya, borosnya konsumsi bahan bakar dan dampak polusi yang berakibat pada pemanasan global, maka melakukan pekerjaan dengan Virtual Workplace termasuk didalamnya Home Working atau Mobile Working adalah salah satu solusi yang layak dikaji. Home Working adalah bagi mereka yang bekerja dari rumah dan Mobile Working adalah bagi mereka yang dapat bekerja dimana saja dan tidak terbatas oleh keharusan hadir di kantor. Dan seorang Vitual Office Worker seharusnya mempunyai fleksibilitas untuk melakukan keduanya.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan terdiri dari beberapa propinsi dan suku. Dan para pencari kerja tidak harus melakukan urbanisasi ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan teknologi wireless broadband yang tersebar di semua propinsi. Setiap Bibit Unggul di setiap propinsi dapat bekerja secara remote dan tidak harus meninggalkan rumah asalnya. Yang secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi kemajuan daerah asalnya.
Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem Virtual Workplace :
1. Meningkatkan produktifitas kerja. Sepanjang Virtual Office worker dapat mengakses data-data yang dibutuhkan tanpa harus terikat jam kerja dan bisa diakses dari rumah dia tinggal, maka melakukan pekerjaan tak lagi harus membuang waktu menembus kemacetan guna berada di kantor untuk dapat bekerja. Bekerja bahkan tetap dapat dilakukan sebelum jam kerja mulai ataupun setelahnya. Produktifitas pun tak lagi tunduk pada keterbatasan jam kerja. Tentu saja hal ini dituntut pula profesionalitas dari para Virtual Office worker, karena prioritas orientasi bekerja mereka adalah pada output, tak lagi sekedar proses belaka.
2. Meningkatkan pelayanan client. Bagi mereka yang pekerjaannya lebih mengutamakan melakukan business meeting, maka tentu bisa tepat waktu untuk bertemu dengan client dan dalam keadaan yang fresh, adalah nilai lebih. Virtual Office worker dituntut untuk dapat mengikuti jadwal meeting yang dikehendaki oleh client. Sehingga pada kondisi tertentu, harus berada di kantor terlebih dahulu baru kemudian menemui client di suatu tempat, akan beresiko pada ketepatan waktu dan kesegaran pikiran serta penampilan. Bahkan dengan piranti bergerak semacam smartphone, blackberry ataupun notebook yang dilengkapi modem/datacard, respon kepada client akan dapat lebih cepat.
3. Meningkatkan penghematan waktu. Seorang pekerja, ketika harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka dengan model mobile working dia bisa mendapatkan keleluasaan untuk mengubah rute (re-route) dan jam perjalanannya yang dikalkulasi dapat lebih hemat waktu tempuh. Ada kalanya, dengan melakukan mobile working, beberapa pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus secara lebih cepat. Misalnya bertemu client, mengirimkan proposal, membuat materi presentasi, yang semuanya bisa dilakukan pada lokasi yang diperhitungkan lebih mudah ditempuh.
4. Meningkatkan efisiensi biaya. Efisiensi juga bisa dilakukan oleh kantor yang menerapkan virtual working bagi sejumlah karyawan pada bagian atau posisi yang memungkinkan untuk itu. Efisiensi tersebut dapat dihitung misalnya pada pemanfaatan jumlah cubical (office space) yang digunakan, termasuk hal terkaitnya semisal akses Internet, daya pendingin ruangan, listrik, ruang parkir kendaraan, perawatan dan sebagainya. Maka sejumlah kantor, dapat mengoptimalkan lahannya atau cubical yang ada. Bagi karyawan yang memungkinkan untuk melakukan Virtual Office working, maka hak untuk menempati cubical-nya sendiri yang privat dan permanen hendaknya ditiadakan. Kantor cukup menyediakan beberapa cubical yang bisa digunakan secara bergantian.
5. Meningkatkan kualitas hidup. Kualitas kehidupan di sini bisa dalam artian keseimbangan antara kesehatan fisik maupun psikis. Dengan memiliki keleluasaan untuk mengatur jam kerjanya sendiri, yang tentunya tetap mengikuti koridor yang ditentukan, maka karyawan akan dapat mengelola waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan pikirannya. Misalnya dengan menyempatkan diri lebih lama berolahraga atau ke gym sembari menunggu jadwal bertemu client, masih sempat mengantar anak ke sekolah atau menjemputnya, hingga memiliki kesempatan lebih lapang untuk menyelaraskan berbagai aspek kehidupannya, meng-update pengetahuannya dengan menghadiri eksibisi, mengunjungi toko buku dan hal lainnya sebelum atau seusai menyelesaikan pekerjaan secara mobile.
4.2 BlackBerry dan teknologi Push-Mail
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999, BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (wireless handheld device) yang mendukung kemampuan layanan e-mail gegas (push-mail), telepon bergerak, pesan pendek, faksimili Internet, berselancar Internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya.
BlackBerry masuk ke pasar pertama kali dengan memfokuskan diri pada layanan push-mail. Teknologi push-email adalah solusi bagi mereka yang bekerja dengan mobilitas tinggi dan harus dapat menerima email dimana saja secara cepat.
Bagaimana wireless broadband secara positif memberikan efek pada lingkungan hidup? Ada dua poin penting bagaimana wireless broadband dapat berpengaruh positif pada lingkungan hidup. Pertama adalah penggunaan energi alternatif ramah lingkungan untuk suplai energi di industri telekomunikasi sebagai penyedia layanan wireless broadband dan poin kedua adalah bagaimana dengan penggunaan teknologi wireless broadband dapat mengubah cara hidup kuno menuju ke cara hidup yang lebih ramah lingkungan. Selamat datang di Green Telecommunication.
5.1 Penggunaan BTS energi alternatif
Base Transceiver Station atau BTS berfungsi sebagai antarmuka radio antara handphone dengan jaringan telekomuniksi selular. Pada teknologi 3G dan HSDPA antarmuka radio ini disebut dengan Node B. Suatu perusahaan telekomunikasi besar bisa memiliki beribu-ribu BTS dan Node B untuk meng-cover area di seluruh negeri. Operator XL misalnya memilki jumlah BTS mencapai kurang lebih 15.300 ribu buah (sumber : detik) dan setiap BTS disuplai dengan listrik dengan kisaran 6000 watt sampai 13.000 watt tergantung besarnya hardware[1] yang dipasang pada BTS tersebut. Apabila dijumlahkan kebutuhan suplai listrik untuk keseluruhan BTS amatlah besar.
Meskipun BTS energi alternatif pada saat pembangunannya membutuhkan investasi yang lebih mahal daripada dengan model biasa yang dialiri listrik oleh PLN, biaya operasional jauh lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Sehingga keuntungannya pun akan sangat terasa beberapa tahun mendatang.
Secara Global industri IT dan telekomunikasi adalah industri yang paling minim menghasilkan emisi CO2. Tetapi malah sebaliknya industri IT dan Telekomunikasi berpotensial untuk mereduksi hasil emisi CO2 dari industri lainnya asalkan dapat digunakan secara efektif. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi wireless internet broadband access pada Virtual Office . Dengan menggunakan Virtual Office kita dapat menghemat penggunaan BBM yang digunakan untuk pulang-pergi ke kantor dan tentu saja juga menghemat waktu para pekerja. Hal lain yang dapat dilakukan adalah penghematan Bussiness Travel Subtitution dengan memaksimalkan fasilitas telekomunikasi seperti menggunakan video conferencing.
5.3 Aplikasi LBS (Location Based Service)
LBS adalah suatu aplikasi berbasis lokasi pada handphone. Dengan Aplikasi LBS yang terdapat di handphone kita dapat mengetahui lokasi Hotel, Rumah Sakit, Pos Polisi, Apotek, Swalayan, POM Bensin, Bengkel, ATM, Bandara, Stasiun Kereta, Terminal Bis, Terminal Taksi, Kantor, Mall, Restoran dan Café. Saat ini aplikasi terus dikembangkan untuk informasi lokasi kemacetan, cuaca dan lain-lain. Kemajuan teknologi wireless broadband dan komputasi bergerak terus mendorong kemajuan aplikasi mobile yang bermanfaat, salah satunya aplikasi LBS ini.
Dengan aplikasi LBS maka kita akan mendapatkan informasi data kemacetan, huru-hara, demonstrasi, banjir atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kemacetan panjang. Data-data kemacetan dapat diperoleh dari data sensor yang terpasang di ruas-ruas jalan atau data dari Traffic Management System yang dimiliki oleh kepolisian Republik Indonesia atau dari laporan berita. Dengan mengetahui informasi data kemacetan maka pengemudi dapat terhindar dari kemacetan dan dapat tiba di tujuan sesuai waktu yang diperkirakan dan juga menghemat penggunaan emisi BBM. Jadi secara tidak langsung penggunaan aplikasi LBS turut serta dalam menghijaukan lingkungan.
5.6 Mobile Payment
Salah satu upaya pelestarian lingkungan adalah penghematan penggunaan kertas, karena dengan penghematan kertas dapat menghindari penebangan pohon-pohon dan penggundulan hutan. Yang dapat berdampak pada rusaknya ekosistem hutan, dan munculnya bencana banjir, tanah longsor dan lain-lain.
Mobile Payment adalah salah satu solusi transaksi digital sebagai solusi transaksi biasa yang masih menggunakan uang kertas dan penggunaan kertas untuk bon transaksi. Mobile payments adalah kemampuan mobile user (pengguna telepon) untuk melakukan transaksi untuk mendapatkan jasa atau benda dengan menggunakan telepon selularnya. Produk yang didapatkan dapat berupa jasa atau benda ataupun konten digital. Dengan adanya Mobile Payments pengguna telepon selular akan dimungkinkan untuk melakukan pembayaran menggunakan teleponnya. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan secara detil bagaimana melakukan pembelian tiket cinema. Mobile Payment juga dapat digunakan untuk pembelian tiket pertunujukan konser musik, tiket parkir, vending machine pembayaran tol dan lain-lain.
Bagan dibawah ini adalah tiga faktor pembentuk transaksi mobile paymets yaitu Mobile User, operator telekomunikasi dan content provider.
Mobile user adalah pengguna telepon yang ingin melakukan mobile payments misalnya untuk pembelian tiket atau pemesanan kursi di bioskop. Operator telekomunikasi menyediakan jaringannya dan men-charge pembayaran ke mobile user. Content provider dalam hal ini menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh mobile user dan juga menyiapkan jaringan dari aplikasi tersebut. Tidak seperti content provider biasa yang hanya menyediakan konten digital seperti ringtone, wallpapper, games atau kuis content provider yang menyediakan mobile payments harus menyiapkan jaringan ke pihak penyelenggara. Misalnya mobile payments untuk karcis bioskop, maka content provider juga harus terhubung ke sistem ticketing di bioskop.
Dengan mobile payments tiket bioskop dapat dibeli secara online dari handphone. Sehingga tidak perlu lagi antrian panjang untuk mendapatkan tiket film tetapi kenyamanan memilih tempat duduk sesuai posisi yang disukai tetap didapatkan.
Cara melakukan pembelian Tiket Bioskop dengan mobile payments
6. Masa Depan 3G dan 4G di Indonesia
Masa depan teknologi 3G dan 4G di Indonesia sangat menjanjikan. Seperti dipaparkan diatas wireless broadband sebagai salah satu layanan dari teknologi 3G dan 4G tidak hanya berpengaruh di gaya hidup dan kebutuhan hidup masa depan tetapi juga membantu lingkungan hidup dengan mengurangi emisi CO2 dengan aplikasi penggunaan yang tepat.
Tampak pada grafik diatas dengan berkembangnya teknologi selular emisi CO2 pelanggan terus turun. Disinilah terbukti bahwa telekomunikasi berpengaruh positif pada lingkungan. Aplikasi-aplikasi masa depan seperti LBS (Location Based Service), Mobile Payment atau Virtual Office adalah killer apllication masa depan yang terus dikembangkan saat ini. Aplikasi-aplikasi ini diharapkan selain sebagai solusi masa depan juga membantu pelestarian lingkungan hidup. Dan semua aplikasi dapat berjalan baik apabila teknologi 3G dan 4G diimplementasikan secara maksimal.
Referensi
1. Gunawan Wibisono dan Gunadi Dwi Hantoro, ”Mobile Broadband, Tren Teknologi Wireless Saat ini dan Masa Datang,” Penerbit Informatika, Bandung 2008.
2. http://donybu.blogdetik.com
3. www.detik.com
4. www.wikipedia.org
[1] Setiap 1 BTS 2G biasanya terdiri dari 3 sektor radio base station apabila sebuah radio base station membutuhkan 2000 watt maka 1 BTS 2G membutuhkan sekitar 6000 watt. Apabila terpasang pula Node B maka dibutuhkan 13.000 watt