Dibutuhkan
Segera Seorang Enterpreneur !
Menurut tulisan metrotvnews.com Indonesia membutuhkan sedikitnya
4,07 juta wirausaha untuk mendukung optimalnya pertumbuhan ekonomi di Tanah
Air. Dikatakan satu Negara bisa tumbuh dengan baik perekonomiannya apabila dua
persen penduduknya adalah enterpreneur. Setidaknya dibutuhkan 4,07 juta enterpreneur
apabila jumlah penduduk Indonesia sekitar 231 juta atau 238 juta versi
sementara BPS dengan penduduk usia kerja adalah 169,33 juta dan jumlah
wirausaha yang tercatat adalah sebanyak 564.240 unit (0,24 persen dari seluruh
penduduk).
Di negara-negara lain enterpreneurship sudah jauh lebih
berkembang. Sebagai contoh di Amerika Serikat jumlah wirausaha sudah mencapai
11,5 sampai 12 persen dari seluruh jumlah penduduk, di Singapura 7 persen,
China dan Jepang 10 persen, India 7 persen, dan Malaysia 3 persen.
Tercatat juga angka pengangguran sarjana di Indonesia terus merangkak naik di mana pada 2006 sebanyak
375.000 orang, pada 2007 menjadi 400.000 orang, meningkat pada 2008 menjadi
626.000 meski sempat turun pada Agustus 2008, tetapi kembali merangkak naik pada
2009 menjadi 626.621 orang. Sementara pengangguran lulusan diplomasi/akademi
sebanyak 486.399. Angka total pengangguran pada 2009 mencapai 8,96 juta.
Selain perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan
kerja yang tersedia. Angka pengangguran yang masih melambung tinggi tersebut,
juga menunjukkan masih rendahnya jiwa entrepreneurship atau wirausaha pada
masyarakat kita. Akibatnya, potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah
di negeri ini kurang mampu kita olah demi kesejahteraan bangsa dan negara.
Ironisnya lagi, kita hanya sebagai penonton saja, dimana kekayaan negeri diolah
dan memberikan keuntungan bagi orang asing.
Oleh sebab itu dalam makalah ini dipaparkan bagaimana seorang
enterpreneur dapat membangun usaha yang tidak hanya menguntungkan tetapi
menguntungkan secara berkelanjutan (sustainability
profit).
Jika kita menilik kondisi di masyarakat Indonesia pada
saat ini, sebenarnya negara ini memang sedang merindukan munculnya enterpreneur-enterpreneur
andalan yang bisa mengubah nasib bangsa secara luas. Hanya terdapat sedikit
sekali enterpreneur dari populasi Indonesia yang demikian besar ini. Sementara
di sisi lain terdapat kenyataan pahit bahwa lulusan sekolah menegah, diploma,
dan sarjana adalah penyumbang 50 persen lebih angka pengangguran di Indonesia.
Berangkat dari kenyataan di atas, calon enterpreneur hendaknya
melihat besarnya kebutuhan dan peluang untuk membuka usaha di Indonesia. Di
samping potensi penghasilan tak terbatas yang bisa diraih, berikut ini adalah
beberapa alasan yang bisa kita tanamkan di benak kita sebagai landasan untuk
memulai berwirausaha:
- Kemandirian
dan kebebasan pribadi dalam menentukan nasib
- Membantu
percepatan pembangunan dan kemajuan negara secara menyeluruh.
- Mengurangi
beban negara dalam menyediakan lapangan kerja.
- Meminimalisir brain drain sebagai akibat tidak
terserapnya sumber daya manusia unggul di dalam negeri sehingga mereka
lari ke luar negeri.
- Menjembatani
ranah ilmiah dan ranah praktik dengan melakukan inovasi.
Definisi
Enterpreneur
Menurut O.C Ferrel, Geoffrey A. Hirt dan Linda Ferrell
dalam bukunya Business A Changing World. “Enterpreneur didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorbankan kesejahteraannya, waktunya dan jerih payahnya untuk
membangun produk yang memiliki nilai inovasi atau cara untuk mengerjakan
sesuatu yang memberikan keuntungan”.
Anggaplah seperti seorang karyawan yang bekerja pada
perusahaan semakin banyak pengalamannya maka semakin tinggi dia dibayar karena
pengalamannya. Sama seperti seorang enterpreneur pengalaman dalam menjalankan
usaha adalah hal yang tidak bisa didapatkan dari bangku kuliah formal ataupun
buku-buku. Sehingga harapannya setelah membaca tulisan ini pembaca langsung tergerak
untuk langsung melakukan tindakan dan mengevaluasi dari tindakan yang dilakukan.
Mengutip dari tulisan saya sebelumnya di buku berjudul
“Technopreneur” terbitan Elexmedia Komputindo, “Jiwa entrepreneur seharusnya
dibangun semenjak kuliah atau lebih awal dimana tingkat kelulusan berpendidikan
semakin besar tetapi di lain sisi lowongan pekerjaan yang memadai semakin
kecil.”
“Pernyataan ekonomi sewaktu bangku SMP dimana ciri dari
perusahaan pribadi memiliki tanggung jawab sampai kekayaan pribadi membuat
momok negatif bagi jiwa-jiwa entrepreneur muda. Tetapi bagi seorang pengusaha
sebuah keuntungan tak terbatas bisa diperoleh. Dan membuka lapangan kerja adalah yang sebenarnya yang dibutuhkan oleh
bangsa ini untuk maju.”
Bahwa seorang enterpreneur membutuhkan kemampuan yang
lebih komplek tidak hanya secara teknikal atas bidang usaha yang dijalankan
saja yang dibutuhkan tetapi juga kemampuan manajerial. Bahkan kemampuan
teknikal dan manajerial belum cukup tetapi seorang enterpreneur juga harus
memiliki visi dan misi yang jelas sehingga dapat menggerakkan semangat perusahaan
ke visi dan misi tersebut.
Berwirausaha pada dasarnya sekaligus menanamkan
semangat kepemimpinan yang berorientasi tindakan. Kewajiban seseorang yang
memutuskan untuk menjadi enterpreneur adalah pertama-tama menjadikan dirinya
pemimpin. Dengan berbisnis kita diharapkan untuk bisa menerapkan dasar-dasar
kepemimpinan yaitu mengeksekusi, mempengaruhi, menjalin hubungan, dan berpikir
strategis. Dengan berwirausaha kita sekaligus membina diri kita untuk menjadi
seseorang yang bisa terbiasa untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan, mencapai
prestasi, fokus terhadap tujuan, mengatur, berdisiplin, dan bertanggung jawab.
Kenapa
perlu tulisan ini ?
Kenapa perlu tulisan ini? Karena dari setiap 1000 usaha
baru di Amerika, 40% diantaranya gagal di tahun pertama. Dari sisanya yang
bertahan, 80% gagal sebelum mencapai masa 5 tahun. Walaupun sudah berhasil
mencapai 5 tahun, 80% diantaranya gagal sebelum mencapai masa 10 tahun. Hanya
4% yang terus berjalan setelah masa 10 tahun. Di Indonesia gambarannya pun sama,
hanya sedikit sekali usaha yang bisa mencapai umur panjang.
Jika kita lihat kenyataan di paragraf sebelumnya tentu
akan banyak diantara kita yang menjadi ciut nyalinya untuk mulai melangkah ke
dunia usaha. Tunggu dulu, jangan buru-buru menyerah. Mari kita coba mencari
jawaban terhadap beberapa pertanyaan berikut ini. Pertama, apakah sebenarnya
rahasia perusahaan besar yang mampu melewati masa-masa krisis dan akhirnya
bertahan menjadi perusahaan besar? Mengapa banyak usaha yang dimulai dari usaha
kecil tetap saja kecil bahkan akhirnya menjadi bangkrut? Jika pada kenyataanya
hampir semua perusahaan besar berawal dari perusahaan kecil, apa yang bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil untuk bisa memaksimalkan semua peluang yang
ada?
Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana seseorang
yang memiliki jiwa entrepreneur tidak hanya berhasil terjun ke bidang wirausaha
tetapi usahanya memiliki sustainability
profit yaitu menghasilkan keuntungan secara terus menerus. Berikut
poin-poin yang dititk beratkan agar sebuah usaha menjadi sustainability profit.
- Memiliki
impian besar
- Menciptakan produk dan
menggali ceruk pasar
- Membangun tim
yang handal
- Menciptakan
keteraturan dengan membangun sistem
Secara
garis besar poin-poin diatas dijabarkan dengan diagram dibawah ini :
Memiliki
Impian Besar
Kesalahan fatal enterpreneur bisa terjadi sejak
dini bahkan sebelum perusahaan itu didirikan.
Enterpreneur umumnya tidak memiliki mimpi agar usahanya menjadi besar. Tapi tidak
berarti seorang enterpreneur tidak mempunyai visi atau sama sekali. Hanya
kadang kala visinya hanya sejauh mata memandang tidak berorientasi pada masa
depan, mengerjakan semua yang menghampirinya dan akhirnya perusahaan menjadi
tidak fokus dan bersifat “PALU GADA” atau “Apa Lu Mau, Gua Ada” dimana
semestinya sebuah perusahaan harus fokus pada bidang usaha tertentu menguasai
pasarnya dan akhirnya berkembang pesat. Disitulah pentingnya mimpi dan visi. Tanpa visi untuk menjadi
besar, cepat atau lambat ceruk yang kita kuasai akan digerogoti oleh pesaing
yang selalu siap masuk ke dalam pasar.
Mimpi adalah faktor penggerak alam bawah sadar kita
yang sebenarnya lebih mengendalikan perilaku kita secara lebih menyeluruh.
Bahasa alam bawah sadar bukanlah bahasa logis melainkan bahasa emosi. Karena
itu mimpi bisa membuat kita merasa terpicu, tidak sabar ingin segera mewujudkannya,
mati-matian berjuang, dan membakar semangat kita.
Karena mimpi sifatnya vital, bagaimanakah caranya
menemukan mimpi yang benar agar visi bangunan imajiner perusahaan kita kelak
dapat dibuat dengan benar pula? Beberapa metode yang bisa kita lakukan untuk
memiliki mimpi yang benar adalah sebagai berikut:
- Tuliskan hal-hal yang kita inginkan. Kita bisa membuang semua kekangan terlebih dahulu dan asumsikan bahwa keinginan kita pasti sukses.
- Gali potensi diri. Membuat daftar pencapaian kita di masa lalu akan membuat kita mampu memetakan kekuatan pribadi kita. Mimpi yang sejalan dengan potensi terbaik kita akan jauh lebih mudah terwujud.
- Jika ternyata kita sulit merumuskan keinginan kita sendiri, tuliskan hal-hal yang tidak kita inginkan dalam hidup ini. Berangkat dari hal-hal yang tidak kita inginkan kita bisa membaliknya menjadi sebuah keinginan positif.
- Semua orang memiliki ketakutan atau keraguan terjadinya kegagalan dalam mencapai mimpi. Ketakutan atau keraguan tersebut dapat di “challenge” dengan cara mencari pembanding. Sebagai contoh misalkan kita ragu bahwa mimpi kita tidak akan berhasil tanpa adanya modal yang cukup besar atau cukup kuat, disini kita bisa mencari pembanding adakah orang yang lain yang berhasil merealisasikan mimpinya tanpa adanya modal yang besar. Tentunya ada dengan lebih memaksimalkan keuletan atau kegigihan.
- Jangan lupa libatkan emosi positif dalam mimpi kita karena itulah bahan bakar yang membuat mimpi akan terus hidup.
Namun demikian perkara bermimpi juga tidak bisa kita
lakukan dengan sembarangan. Mimpi kosong di siang bolong bukanlah mimpinya
wirausahawan. Mimpi kita harus berimbang
dan tetap membuat kita sehat secara fisik, mental, finansial, dan spiritual.
Ada metode SMART untuk mengukur kelayakan mimpi yaitu:
- Specific, hendaknya mimpi yang kita miliki sifatnya terperinci. Kita sudah bisa membayangkan dengan jelas berapa laba yang akan kita peroleh atau berapa gerai yang akan kita buka atau bagaimana standar layanan dari perusahaan kita.
- Measureable, besaran angka yang guna mengukur kesuksesan mimpi kita sebaiknya sudah diperhitungkan sejak dini. Ketika perusahaan sudah menjadi besar kelak, neraca keuangan adalah hal pertama yang akan kita gunakan untuk mengukur kesuksesan usaha kita. Jangan sepelekan laporan laba-rugi perusahaan tiap bulannya. Karena laporan itulah yang menjadi ukuran bahwa perusahaan kita berjalan kearah menguntungkan atau sebaliknya malah merugi.
- Attainable, guna memastikan mimpi kita dapat dicapai hendaknya kita sudah memikirkan strategi yang jitu sejak awal.
- Realistic, mimpi yang realistis sifatnya bisa dipecah menjadi rencana harian. Dengan demikian kita selalu akan memiliki rencana aksi untuk dikerjakan dalam beberapa hari ke depan berdasarkan mimpi tersebut.
- Timely, kita perlu menetapkan tenggat waktu untuk mimpi tersebut, cantumkan tanggal target secara terperinci bila perlu.
Menciptakan Produk dan Menggali Ceruk Pasar
Diandaikan sekurumunan angsa berwarna putih yang sangat
banyak dan munculah angsa berwarna hitam dalam kerumunan itu pastinya sangat
menarik perhatian. Begitu pula analoginya dengan pasar. Sebuah pasar adalah
tempat yang sangat ramai dengan sekerumunan penjual dan pembeli dan pilihan
produk yang begitu banyak. Apabila kita muncul di pasar dengan produk yang
sudah biasa di pasaran tentunya orang tidak akan menoleh ke produk kita. Seperti
seekor angsa putih masuk ke dalam sekerumunan angsa putih pastinya tidak
menarik perhatian. Tetapi apabila ada pembeda dalam produk kita pastinya
penasaran dan pastinya akan bertanya-tanya dan mencoba produk kita. Oleh sebab
itu sangatlah penting bagi seorang enterpreneur untuk menciptakan produk dan
menguasai pasar dari produk tersebut.
W. CHAN KIM dan Renee Mauborgne dalam buku karangan mereka yang
berjudul “Blue Ocean Strategy” menyatakan bahwa Red Ocean Strategy sudah tidak
lagi ampuh untuk menciptakan pertumbuhan dan keuntungan di masa depan. Mereka
berdua mengusulkan sebuah strategi baru yang disebut Blue Ocean Strategy. Blue
Ocean Strategy, menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang pasar yang
tidak ada lawannya. Pasar yang sangat luas bagaikan “Lautan Biru”.
W. Chan Kim dan Renee Mauborgne menyatakan bahwa 86% menggunakan Red Ocean Strategy dan hanya 14% yang menggunakan Blue Ocean Strategy. Dari perusahaan yang menggunakan Red Ocean Strategy tersebut memperoleh pendapatan total (omset) 62% dan keuntungan total (laba) 39%, sedangkan perusahaan yang menggunakan Blue Ocean Strategy hanya mendapat omset total 38% tetapi laba totalnya 61%.
W. Chan Kim dan Renee Mauborgne menyatakan bahwa 86% menggunakan Red Ocean Strategy dan hanya 14% yang menggunakan Blue Ocean Strategy. Dari perusahaan yang menggunakan Red Ocean Strategy tersebut memperoleh pendapatan total (omset) 62% dan keuntungan total (laba) 39%, sedangkan perusahaan yang menggunakan Blue Ocean Strategy hanya mendapat omset total 38% tetapi laba totalnya 61%.
Berikut salah satu poin-poin yang harus dimiliki oleh Enterpreneur
dalam menciptakan produk bahwa sebuah produk paling tidak memenuhi poin-poin
berikut :
- Apakah memberikan makna terhadap kehidupan manusia atau memperbaiki hal-hal yang salah atau memiliki aspek fungsi.
- Revolusioner dan inovatif.
- Jangan melulu mengikuti mainstream.Yang perlu diperhatikan adalah amati pasarnya apabila sudah jenuh jangan sekali-kali mencoba, carilah pasar lain yang benar-benar belum ada pesaingnya apabila perlu ciptakan pasar sendiri.
- Untuk produk yang sifatnya business to business atau B2B bisa menggunakan konsep long tail. Dimana produk atau jasa yang tidak dikuasai oleh pemain besar atau perusahaan besar tetapi apabila digarap secara serius dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan.
- Dapat menggunakan konsep DICEE atau singkatan dari Deep (Mendalam), Indulging (Mengasyikkan), Complete, Elegant, Evocatif (membangkitkan kenangan). Beberapa web jejaring sosial menggunakan konsep ini sehingga banyak orang betah berlama-lama menggunakan Facebook atau Twitter.
Beberapa orang yang sangat berminat untuk menjadi
enterpreneur kesulitan untuk mendapatkan ide untuk menciptakan produk. Produk
yang ingin dihasilkan tidak harus benar-benar inovatif bisa juga merupakan
pengembangan dari produk lain. Sering kita mendengar istilah ATM (Amati, Tiru
dan Modifikasi) yaitu mengamati produk-produk yang sudah ada di pasaran
kemudian memodifikasinya dimana hasil akhirnya memiliki daya jual yang lebih
tinggi. Tidak semua peniru memiliki kualitas nomer dua sebagai contoh bangsa
China dimana awalnya meniru produk-produk Eropa atau Amerika saat ini dapat
menciptakan produk yang lebih canggih sebut saja Lenovo atau Huawei. Cara lain
untuk menciptakan produk adalah hasil feedback
dari customer yang kita tangani. Produk hasil keinginan customer pasti memiliki
daya jual karena memang dibutuhkan oleh customer tetapi tidak terpikirkan oleh
kita.
Menciptakan Keteraturan dengan Membangun
Sistem
Untuk
mencapai sustainability profit
diperlukan keteraturan dalam perusahaan. Keteraturan yang diperlukan antara
lain :
- Keteraturan
dalam meng-enabling karyawan. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya
seorang enterpreneur harus berani untuk mendelegasikan pekerjaannya.
Dibutuhkan perubahan mental seorang enterpreneur dari komandan untuk
menjadi pelatih. Kemudian lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
membangun tim yang handal.
- Keteraturan
dalam pencatatan keuangan. Keluar masuk uang akan sering terjadi dan
pencatatan yang teratur dapat digunakan sebagai indikator sehat atau
tidaknya sebuah perusahaan. Paling tidak seorang enterpreneur harus
mengetahui berapa minimum transaksi yang dibutuhkan agar biaya operasional
per tahun tertutupi. Atau berapa minimum penjualan per bulan agar keuntungan
atas penjualan selama setahun terpenuhi.
- Keteraturan
dalam produktivitas waktu. Dengan memetakan aktivitas dalam proses
produksi kita dapat memperhitungkan kira-kira berapa lama waktu delivery
dari setiap project atau proses produksi dari sebuah produk. Tetapi
kebanyakan customer akan meminta waktu delivery lebih pendek dari waktu
yang dibutuhkan sehingga seorang enterpreneur harus benar-benar pintar
dalam mengatur produktivitas waktu. Sebenarnya setiap proses dapat
disederhanakan ke dalam empat poin yaitu :
- Aktivitas segera dan penting. Sebagai contoh pengiriman barang pesanan dari customer. Apabila tidak segera dilakukan maka customer kecewa dengan produktivitas perusahaan kita.
- Aktivitas segera dan tidak penting. Sebagai contoh menerima telepon adalah termasuk segera tetapi tidak semua telepon yang masuk adalah penting bagi usaha kita.
- Aktivitas tidak segera tetapi penting. Aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan strategi adalah penting untuk keberlanjutan usaha dan juga penentuan visi dan misi dari perusahaan. Beberapa porsi aktivitas segera dan penting dapat dikurangi dengan perencanaan yang lebih baik. Seperti restoran cepat saji makanan sudah tersedia sehingga pembeli tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan makanan pesanannya.
- Aktivitas tidak segera dan tidak penting
- Keteraturan
dalam delivery produk . Yang
dimaksud dengan keteraturan disini adalah menjaga kualitas mutu produk,
ketepatan waktu dalam delivery, dan juga layanan purna jual yang baik.
Berikut adalah beberapa poin untuk menjamin kualitas produk :
- Memiliki daftar top list komplain. Komplain yang membangun dapat menjaga kualitas produk.
- Menciptakan standar untuk bahan baku, proses, kapabilitas karyawan dan juga suplier.
Action
Setelah
memulai poin-poin diatas seorang enterpreneur harus berani untuk memulai melakukan
aksi dari apa yang telah dipelajari. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa
pengalaman adalah hal yang sangat berharga dimana seorang enterpreneur akan
ditempa kemampuannya dengan berbekal pengalaman di “sekolah kehidupan.” Seorang
enterpreneur yang memiliki perusahaan berumur panjang dan profitable pastilah telah
melalui pengalaman berwirausaha yang panjang. Bagaikan sebuah berlian dan
sebuah arang dimana keduanya berasal dari unsur yang sama yaitu unsur karbon. Tetapi
pembuatan arang melalui proses yang singkat sedangkan pembuatan berlian melalui
masa yang sangat panjang. Hasilnya berlian strukturnya sangat kuat dan sering
digunakan sebagai mata bor dalam penggalian sumur minyak sedangkan arang
strukturnya sangat rapuh dan dapat dihancurkan dengan tangan. Kita tidak ingin
perusahaan yang dibangun sangat rapuh bagaikan arang tetapi kuat bagaikan
berlian. Oleh sebab itu mulailah dari sekarang, gantungkan mimpi yang tinggi
untuk menjadi enterpreneur yang sukses. Indonesia membutuhkan orang-orang
seperti Anda.
Daftar Pustaka
1.
Lingga
Wardhana dan Nuraksa Makodian, “Technopreneur,” Penerbit Elexmedia Komputindo,
Jakarta 2010.
2.
O.C
Ferrel, Geoffrey A. Hirt dan Linda Ferrell, ” Business A Changing World,”
McGraw-Hill, United States 2009.
3.
Fauzi
Rahmanto, “5 Rahasia Besar untuk Sukses Berbisnis UKM,” Talkshow Radio Trijaya
FM Bandung.
4.
www.wikipedia.org
1 komentar:
Saya Fatimawati, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS.Who yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah QUALITYLOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu. Tapi qualityloan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: qualityloanfirm@asia.com. Email pribadi saya sendiri: fatimatu.said99@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
Posting Komentar