Kamis, 08 Desember 2011

Entrepreneur's Organizational Behaviour


Abstrak

Perjalanan entrepreneur untuk mencapai kesuksesan jangka panjang bukanlah suatu hal yang mudah. Sebagai permulaan seorang atau sekelompok entrepreneur harus memiliki visi bagi perusahaan yang didirikannya. Mereka harus memiliki paling tidak produk yang inovatif untuk bisa dilirik pasar, memiliki pasar yang membeli produk mereka, dan memiliki kestabilan kas sehingga bisa terus survive. Enterpreneur juga harus mempersiapkan organisasinya untuk sewaktu-waktu membesar karena permintaan pasar yang meledak. Mendelegasikan pekerjaannya ke karyawan baru. Membuat sistem yang jelas pada setiap proses produksi. Dan merubah bentuk organisasinya agar lebih efektif. “Life like a Roller coaster”  adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kejadian sehari-hari yang dialami entrepreneur untuk mencapai kesuksesan usahanya.

Dalam bahasan Organizational Behaviour (OB) banyak sekali materi-materi yang bisa dipelajari oleh seorang Entreprenur untuk mencapai kesuksesan. Kita ambil tiga poin besar materi  yang berkaitan dengan OB dan berguna untuk mencapai sustainability profit bagi enterpreneur. Yaitu pentingnya membangun tim handal dan delegasi, pentingnya menciptakan keteraturan dan membangun sistem, dan prosedur Change Management yang berbuah kesuksesan.Beberapa materi sudah saya tuliskan di tulisan sebelumnya dengan judul Tantangan Entrepreneur Indonesia Mencapai Sustainability Profit dan pada tulisan ini akan lebih ditekankan pada organisasi perusahaan yang dibentuk oleh entrepreneur.

Membangun Tim yang Handal

Seorang Enterpreneur harus berani mendelegasikan pekerjaannya kepada orang lain untuk mengurangi keterlibatannya di semua proses perusahaan dan juga dalam satu waktu membangun kemampuan karyawan.

Yang dibutuhkan pada proses delegasi adalah sikap seorang enterpreneur sebagai mentor dan terjadi komunikasi yang baik antara enterprenur sebagai pemilik dengan karyawan, bukan instruksi satu arah yang mengacuhkan masukan dari karyawan. Dengan komunikasi seperti ini diharapkan karyawan pun turut memberikan kontribusi demi proses majunya sebuah perusahaan. Berikut poin-poin untuk membangun sebuah tim yang handal.

  1. Jobs Description. Kejelasan fungsi dari setiap karyawan harus dipahami oleh setiap karyawan kalau perlu sejak saat interview-pun karyawan mengerti apa yang menjadi tugasnya apabila diterima.
  2. Melakukan evaluasi. Evaluasi dari setiap tugas dalam tim diperlukan untuk melakukan perbaikan atau menghindari kesalahan yang terjadi secara berulang.
  3. Deskripsikan Waktunya. Deskripsikan waktu yang diperlukan bagi sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah tugasnya. Evaluasi lagi dengan tim apabila sebuah tugas tidak dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditargetkan.
  4. Deskripsikan Outputnya. Deskripsikan output yang diinginkan oleh customer ke tim kita. Lakukan koordinasi dalam setiap proses agar output sesuai yang diinginkan. Sekali-sekali bawalah tim keluar kantor untuk bertemu dengan customer agar memahami keinginan customer.
  5. Kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja tim. Lingkungan kerja yang nyaman tentunya membuat tim akan betah bekerja.
  6. Memberikan tanggung jawab beserta kewenangannya. Setiap tanggung jawab pasti diikuti dengan kewenangan. Semakin besar tanggung jawab yang kita diberikan maka semakin besar pula kewenangannya.
  7. Pelaporan akan progress. Pelaporan sangat perlu untuk mengukur tingkat pencapaian. Sebuah tim dikondisikan untuk melaporkan setiap progress yang dicapai dengan begitu enterpreneur akan dapat menilai kinerja dari tim-nya.
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam bukunya “Organizational Behaviour” terdapat beberapa barrier bagi seseorang untuk melakukan delegasi diantaranya adalah :
  1. Beberapa kekeliruan dari jargon “If you want it done right, do it by yourself” 
  2. Rendahnya kepercayaan kepada karyawan atau bawahan 
  3. Takut dianggap sebagai pemalas 
  4. Deskripsi pekerjaan yang tidak jelas 
  5. Ketakutan munculnya kompetisi dari bawahan 
  6. Keengganan untuk bergantung pada orang lain 
  7. Tidak adanya contoh pendelegasian yang baik dari bos atau sesama entrepreneur
Dalam riset yang dilakukan oleh State University of New York di Albany beberapa pendelegasian yang sukses didukung oleh beberapa faktor antara lain : 
  1. Karyawan memiliki kompetensi yang bagus 
  2. Karyawan berbagi pekerjaan dengan manajer/entrepreneur 
  3. Manajer/entrepreneur memiliki hubungan yang baik dengan karyawannya 
  4. Karyawan juga melakukan supervisi sendiri
Setelah Tim terbentuk perlu adanya komunikasi yang rutin untuk membangun kerjasama yang bagus menuju visi dan misi perusahaan. Berikut kondisi-kondisi yang dapat merusak sebuah tim :
  1. Tidak ada rasa percaya (tidak saling terbuka)
  2. Seolah-olah tidak ada rasa konflik
  3. Tidak ada komitmen
  4. Penghindaran tanggung jawab
  5. Tidak kepedulian terhadap hasil
  6. Bersifat Acuh
  7. Menutupi kelemahan diri sendiri

Real Story : Mike Markulla - Apple's Angel Investor


Gambar 1 Mike Markulla saat meminjamkan uang kepada Steve Jobs
Ketika Apple I sedang dalam proses penjualan, Wozniak telah bekerja untuk komputer yang lain Apple II. Mesin ini memiliki fitur spesial yang tidak dimiliki oleh mikrokomputer sebelumnya dan menjadikannya tahap-tahap yang sangat berarti dalam perkembangan komputer.


Jobs dan Wozniak berfirasat bahwa terdapat pasar potensial untuk komputer baru mereka, tetapi mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk untuk membuat mesin tersebut. Dan mereka mencoba menjual komputer ke beberapa perusahaan yang sudah mapan seperti Atari, HP dan MOS Tech, dan seperti pada umumnya, ditolak. Dan mereka  mencari pemodal ventura untuk memproduksi komputer mereka sendiri singkat cerita Steve Jobs bertemu Mike Markkula, seorang marketing manager di Fairchild dan Intel.


Markkula berumur 38 tahun, tetapi pensiun dengan cepat dikarenakan dia sudah memiliki jutaan dollar dalam bentuk stock option di intel. Dia diundang ke garasi Jobs dan tertarik dengan project tersebut.


Markkula sebelumnya adalah marketing di intel. Markula tertarik pada visi Apple agar komputer dapat dimiliki disetiap rumah dan kantor. Dan dia tahu benar bahwa perusahaan baru ini membutuhkan sebuah bisnis plan yang matang dan dia tahu benar sebuah perusahaan baru membutuhkan marketing yang baik. Pada tahun 1977 Markkula memutuskan untuk bergabung dengan Jobs dan Wozniak, dia menginvestasikan uangnya sebesar $250.000 ($80.000 sebagai saham dan $170.000 sebagai pinjaman) dan memberikan kemampuan marketingnya, dan mendapatkan sepertiga saham Apple Computer.


Keputusan Markkula selanjutnya memberikan dampak yang besar pada sejarah kemajuan Apple berikutnya, Markkula bertanggung jawab atas bisnis proses dari Apple dan hal-hal yang perlu dilakukan Apple untuk membuatnya menjadi perusahaan yang sukses. Kemampuan Markkula sebelumnya sangat penting bagi Apple, dimana kita ketahui saat itu Woz an Jobs tidak ada pengalaman bisnis sama sekali. Kemampuan ini sangat penting bagi perusahaan start up yang berteknologi tinggi. Banyak perusahaan start up di Silicon Valley yang mengalami kegagalan dikarenakan beberapa pendirinya hanya terdiri dari engineer, dimana kehilangan kontrolnya saat mereka tidak dapat memenuhi permintaan produk yang meroket.


Menciptakan Keteraturan dengan Membangun Sistem

Untuk mencapai sustainability profit diperlukan keteraturan dalam perusahaan. Keteraturan yang diperlukan antara lain :

  1. Keteraturan dalam meng-enabling karyawan. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya seorang enterpreneur harus berani untuk mendelegasikan pekerjaannya. Dibutuhkan perubahan mental seorang enterpreneur dari komandan untuk menjadi pelatih. Kemudian lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun tim yang handal.
  2. Keteraturan dalam pencatatan keuangan. Keluar masuk uang akan sering terjadi dan pencacatan yang teratur dapat digunakan sebagai indikator sehat atau tidaknya sebuah perusahaan. Paling tidak seorang enterpreneur harus mengetahui berapa minimum transaksi yang dibutuhkan agar biaya operasional per tahun tertutupi. Atau berapa minimum penjualan per bulan agar keuntungan atas penjualan selama setahun terpenuhi.
  3. Keteraturan dalam produktivitas waktu. Dengan memetakan aktivitas dalam proses produksi kita dapat memperhitungkan kira-kira berapa lama waktu delivery dari setiap project atau proses produksi dari sebuah produk. Tetapi kebanyakan customer akan meminta waktu delivery lebih pendek dari waktu yang dibutuhkan sehingga seorang enterpreneur harus benar-benar pintar dalam mengatur produktivitas waktu. Sebenarnya setiap proses dapat disederhanakan ke dalam empat poin yaitu :

  • Aktivitas segera dan penting. Sebagai contoh pengiriman barang pesanan dari customer. Apabila tidak segera dilakukan maka customer kecewa dengan produktivitas perusahaan kita.
  • Aktivitas segera dan tidak penting. Sebagai contoh menerima telepon adalah termasuk segera tetapi tidak semua telepon yang masuk adalah penting bagi usaha kita.
  • Aktivitas tidak segera tetapi penting. Aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan strategi adalah penting untuk keberlanjutan usaha dan juga penentuan visi dan misi dari perusahaan. Beberapa porsi aktivitas segera dan penting dapat dikurangi dengan perencanaan yang lebih baik. Seperti restoran cepat saji makanan sudah tersedia sehingga pembeli tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan makanan pesanannya.
  • Aktivitas tidak segera dan tidak penting


  1. Keteraturan dalam delivery produk . Yang dimaksud dengan keteraturan disini adalah menjaga kualitas mutu produk, ketepatan waktu dalam delivery, dan juga layanan purna jual yang baik. Berikut adalah beberapa poin untuk menjamin kualitas produk :

  • Memiliki daftar top list komplain. Komplain yang membangun dapat menjaga kualitas produk.
  • Menciptakan standar untuk bahan baku, proses, kapabilitas karyawan dan juga suplier.  

Change Management

Setiap perusahaan pasti mengalami perubahan. Sudah banyak buku-buku, artikel-artikel yang membahas tentang tidak dapat dibendungnya perubahan ini. Kenapa harus berubah? Karena perilaku pelanggan berubah, strategi pesaing juga berubah, teknologi berubah sangat cepat maka mau tidak mau, perusahaan harus berubah.

Tulisan bagus mengenai perubahan pernah ditulis oleh Rhenald Kasali, Ph.D dengan bukunya yang berjudul cHaNgE!. Buku ini memaparkan fakta yang sukar untuk dibantah, kisah demi kisah dipaparkan yang membuat kita berpikir bahwa perubahan itu suatu keharusan, benar-benar membukakkan mata, kalau kita tidak berubah kita akan tergilas, sebab perubahan mau tidak mau pasti akan terjadi.Buku tersebut juga menceritakan perusahaan Garuda Indonesia yang sebelumnya mendapat penghargaan namun beberapa tahun kemudian sempat jatuh dan berhasil bangkit kembali setelah berhasil melakukan perubahan. diceritakan pula restrukturisasi PT. Dirgantara Indonesia bagaimana jayanya menjadi jatuh dan bangkit kembali setelah melakukan perubahan pula. Dikisahkan pula  berkat Martin Luther king, kaum sipil Amerika menikmati persamaan hak. Dikisahkan pula Lee kuan yew yang berhasil merubah Singapura yang mana saat itu keadaanya memprihatinkan dan tidak ada kekayaan alam menjadi sekarang salah satu negara terkaya di dunia.

Di dunia enterpreneur perubahan lebih mudah dilakukan, karena perusahaan masih kecil, masih lincah dan tidak membawa beban yang besar seperti perusahaan-perusahaan besar. Itulah salah satu keuntungan bagi enterpreneur. Meskipun beberapa perubahan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan enterpreneur dimaksudkan untuk menjadi besar atau menghindari keterpurukan. Bukanlah hal yang tidak memungkinkan bagi perusahaan besar untuk melakukan perubahan meskipun effortnya lebih besar. 

Real Story : Strategi Andal Menaklukkan Industri Software

Gambar 2 Indra saat peluncuran produk Andal PayMaster2011
Sebutlah Indra Sosrodjojo seorang Technopreneur asal Indonesia yang berani konsisten di industri software dari tahun 1988 sampai saat ini. Pada awal didirikannya Andal Software,  Indra hanya menjual hardware dan melayani jasa pembuatan software. Yang kerap disebut sebagai pekerjaan “menjahit.”  Beberapa tahun kemudian Indra beralih menjadi penjual produk perangkat lunak secara ritel, aplikasi akutansi dan kebutuhan beberapa kasir.

Beberapa tahun kemudian untuk meningkatkan revenue perusahan Andal beralih ke segmentasi korporasi dan enterprise software. Produk yang dikeluarkan lebih mengarah pada “niche market” yaitu software HR dan payroll dimana terdapat aplikasi PPh 21 didalamnya.

Apa mau dinyana produk yang dikeluarkan Andal kurang sempurna dan terdapat banyak bug. Pembenahan produk mendorong Andal Software menggabungkan 2 model bisnis : produsen dan servis sekaligus. Padahal kedua model tersebut tidak dapat digabung lantaran basis operasinya berbeda. Service membuat Andal Software harus mengalokasikan resources (waktu dan tenaga) untuk memenuhi permintaan klien yang ingin produknya dibenahi, yang acap kali diimbuhi dengan kustomisasi.

Andal Software pun limbung, operasinya menjadi tidak efisien. Produk yang tidak sempurna menyedot waktu untuk perbaikan, yang semestinya dialokasikan untuk menciptakan pengembangan produk yang lebih baik lagi. Produk yang tidak excellent juga melahirkan uncontrollable cost (biaya-biaya yang tidak diduga sebelumnya) ketika dilakukan pembenahan. Andal gagal menunggangi gelombang enterprise software dan terancam kebangkrutan.

Turn Arround

Meski pernah mengalami putus asa, Indra menghadapi kenyataan dan melakukan Turn Arround. Indra bertumpu pada tiga tahap dalam melakukan turn arround yaitu pertama : stabilisasi, kedua : fix the problem (membenahi persoalan), dan ketiga : tumbuh secara berkelanjutan.



Langkah pertama yang dilakukan Indra adalah stabilisasi baik itu stabilisasi keuangan agar perusahaan tidak terus terpuruk dan akhirnya karam. Indra melihat pemasaran ke klien begitu kencang sementara produk belum memuaskan. Akibatnya permintaan klien untuk menangani bug demikian derasnya dan resource pun tersita. Langkahnya adalah menghentikan pemasaran, menyetop permintaan kustomisasi, dan memilah pekerjaan. Jumlah karyawan pun di pangkas. Efektifitas dan efisiensi menjadi kunci pada tahap ini. Tujuannya agar kondisi keuangan tidak semakin parah.

Langkah kedua adalah Fix the problem. Akar permasalahan terletak pada dua hal : produk yang tidak excellence, serta model bisnis yang menggabungkan posisi sebagai produsen dan pelaku services dalam satu atap. Solusinya : memperbaiki produk dan membenahi model bisnis karena terkait dengan aspek revenue serta cost. Produk ambisius yang besar tetapi gagal dipasaran karena terdapat banyak bug, dipecah dan diambil komponen terkuatnya untuk dijadikan produk tersendiri. Kemudian dari sisi model bisnis diputuskan Andal sepenuhnya menjadi produsen , tidak lagi menangani aspek kustomisasi produk.

Solusi ini berhasil membawa Andal lepas dari keterpurukannya, tetapi diperlukan langkah-langkah selanjutnya yang bisa membuat perusahaan benar-benar bisa tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Langkah ketiga adalah terus meluncurkan produk-produk baru yang lebih kuat dari sisi fitur dan value proposition. Hasilnya Indra berhasil membawa Andal Software melakukan turn arround dan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya.

Daftar Pustaka

1.    Lingga Wardhana dan Nuraksa Makodian, “Technopreneur,” Penerbit Elexmedia Komputindo, Jakarta 2010.
2.    Teguh S. Pambudi, “Riding the Wave : Strategi Andal Menaklukkan Industri Software, “ Penerbit Elexmedia Komputindo, Jakarta 2010.
3.    O.C Ferrel, Geoffrey A. Hirt dan Linda Ferrell, ” Business A Changing World,” McGraw-Hill, United States 2009.
4.    Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, “Organizational Behavior,” McGraw-Hill, United States 2010.
5.    Fauzi Rahmanto, “5 Rahasia Besar untuk Sukses Berbisnis UKM,” Talkshow Radio Trijaya FM Bandung.
6.    www.wikipedia.org

Do You Know Elevator Pitch ?




In November, 15th 2011 Floatway (www.floatway.com) invited by Mekar (www.mekar.biz) to do elevator pitch. Alhamdullilah, but What the hell is elevator pitch ? this what I get from wikipedia :


An elevator pitch (or elevator speech or statement) is a short summary used to quickly and simply define a product, service, or organization and its value proposition. The name "elevator pitch" reflects the idea that it should be possible to deliver the summary in the time span of an elevator ride, or approximately thirty seconds to two minutes.


A variety of people, including project managers, salespeople, evangelists, and policy-makers commonly rehearse and use elevator pitches to get their point across quickly. An elevator pitch may be presented in oral, written, and video formats.


An elevator pitch is often used by an entrepreneur pitching an idea to a venture capitalist or angel investor to receive funding. Venture capitalists often judge the quality of an idea by the quality of its elevator pitch and will ask entrepreneurs for their elevator pitches in order to quickly weed out bad ideas and weak teams. Elevator pitches are also used in many other situations. Personal uses include job interviewing, dating, and summarizing professional services.


I am not experience in doing this, but I want to know how is my result and comparing my elevator pitch with each other entrepreneur pitch (in my training i am experienced in talking and explaining 8 hours a day, including for lunch and two times coffee break actually :)


This is some picture when doing one minute pitching explaining our business.





And the result, Mekar CEO talks to me : "I don't know what you talking about" hahahaha i know, i know practices makes perfect. and i am not doing practice ever all. But you now i get experienced, And sometimes you must challenge yourself for something inexperienced or something that you never know and get some critics.


See you in other elevator pitch. And of course below some tips to pitch in front off investor.


1.      You have only 60 Seconds
You may have sheer minutes (approx. 1 – 2) to impress investors, with success or failure hinging on how clearly and confidently you can deliver your presentation.

2.      Focus on the Money
What's the No. 1 mistake entrepreneurs make during the pitch?
      Rambling on about their technology or business rather than the financial opportunity—explain how you and the investor will make money together. For the first meeting.
      Investors assume that the technology works. You should spend a few minutes talking about the business mechanics; an interested investor will ask for more details, Spell out the amounts and number of investors you are willing to sell equity.

3.         Gauge Your Body Language
         People physically judge your acumen based on how you look.
      The reality is that people do judge a book by its cover.
       Don't get written off by an investor before you even open your mouth.
      Beyond the obvious, which is you should be well groomed, professionally dressed, and make direct eye contact.
      Be careful not to wring your hands or place them in your pockets.
       A certain level of nervousness is expected but if you constantly shift on your feet this sends a signal that you aren't trustworthy, maybe you are hiding something.

4.         Watch Your Tongue
      Fancy talk doesn't work, it could backfire and create distrust.
      Clarity is the name of the game.
      The language you use to convey your concept ought to be concise.
      You don't want to come across as a slick talking salesman.
      Instead you want to display passion and enthusiasm.
      If you are just standing there and reading your presentation with no juice, no mojo, nobody gets excited and nobody writes a check

5.         Winning Pitch
         Communicate clearly
      Introduce Your self
      Explain Unique Value proposition
      Identify your market
      Explain your competitive advantage
      Explain why it will be a financial success
      Explain why the investor should invest

Windows 7 - Jawaban Microsoft Atas Gagalnya Windows Vista




Latar Belakang 

Pada musim semi tahun 2009 Steve Balmer, CEO dari Microsoft Corporation, berniat untuk meluncurkan Windows 7, produk terbaru dari Microsoft. Kesuksesan program marketing bagi Windows 7 sangatlah penting microsoft, setelah beberapa tahun sebelumnya mengalami kegagalan dalam memasarkan Windows Vista yang juga memperburuk nama baik perusahaan dengan kegagalan di iklan dan public relation. Persaingan ketat datang dari Apple Inc yang secara terus menerus menggerus pasar Windows dan target empuk untuk dijatuhkan di dalam iklan. Versi beta Windows 7 sudah diuji cobakan di komunitas internet dan Windows sangat berharap agar Windows 7 tidak hanya menjadi produk unggulan tetapi menyelamatkan muka perusahaan.

Tentang Microsoft

Pada tahun 1986 Microsoft dengan suksesnya meluncurkan operating systems Windows 1.0. Tahun 1989 Microsoft mengenalkan bundel Microsoft Office yang terpisah dimana didalamnya terdapat Microsoft Word dan Microsoft Excel. Pada tanggal 22 May 1990 meluncurkan Windows 3.0 dimana sudah mulai terdapat antarmuka grafis dan terjual lebih dari 100.000 copy dalam dua minggu. Dua tahun kemudian Microsoft mengeluarkan windows 3.1 dengan promosi yang ditayangkan di televisi, hasilnya software tersebut terjual lebih dari 3 juta copy dalam dua bulan pertama.

Pada tahun 1993, Windows menjadi operating system yang digunakan secara luas diseluruh dunia. Pada tahun yang sama Fortune Magazine menyatakan bahwa Microsoft adalah “Most Innovative Company Operating in the U.S.” Pada tahun 24 Agustus 1995, Microsot meluncurkan Microsoft Windows 1995 dengan tampilan user interface yang baru dan juga start button. Lebih dari satu juta copy Microsoft Windows 95 terjual setelah 4 hari peluncurannya.

Pada tahun 2001 Microsoft meluncurkan Windows XP dimana fitur aplikasi bisnis dan aplikasi perorangan digabungkan dalam satu lini produk. Microsoft juga meluncurkan beberapa produk lain ke pasar seperti konsol video game Xbox, kemudian Windows Mobile, sistem operasi khusus untuk mobile phone, dan juga toko musik digital Zune pada tahun 2006.

Windows Vista

Pengembangan Windows Vista dimulai pada bulan May 2001 dengan nama kode “Longhorn,” lima bulan setelah diluncurkannya Windows XP. Longhorn dimaksudkan untuk memperbarui sistem operasi Windows Vista dan ditargetkan untuk diluncurkan pada akhir 2003. Tetapi terdapat masalah keamanan pada Windows XP yang mengakibatkan pengembangan Longhorn tertunda dan harus dimulai lagi pada bulan Agustus 2004. Pada tahun 2005 Microsoft meluncurkan beta rilis untuk diujicobakan, dan akhirnya pada tanggal 30 Januari 2007 Windows Vista diluncurkan dan menelan biaya lebih dari US$ 6 milyar .

Berikut spesifikasi produk Windows Vista :

Feature

  • Aero memberikan kemudahan user untuk memilih warna Windows dan memberikan efek elegan “glass-like.”
  • Windows Gadgets memungkinkan user untuk secara kontinyu menjalankan aplikasi seperti jam, ramalan cuaca atau Sudoku di sisi sebelah kiri tampilan dekstop.
  • User Account Control digunakan untuk meningkatkan kemanan dari Windows. Dimana saat user mencoba untuk menginstall atau uninstall software, merubah konfigurasi, mendownload update, mengijinkan program untuk mengakses sebuah file, dan mengkoneksikan file dengan program internet dll maka akan muncul jendela untuk authorisasi dan semua proses akan dihentikan sebelum authorisasi diperbolehkan.
Computing Requirments
  • Komputer "Vista Capable" memerlukan minimal prosesor 800MHz, 512MB RAM, dan kartu grafis dengan kelas DirectX 9. Namun klasifikasi ini tidak akan mampu untuk mendukung grafis high-end Vista, termasuk antarmuka Aero.
  • Komputer "Vista Premium Ready" memerlukan setidaknya prosesor 1GHz, 512 MB RAM, dan kartu grafis yang kompatibel dengan antarmuka Aero minimal 128MB serta mendukung WDDM yang baru.
Editions

  • Windows Vista Starter
Mirip seperti Windows XP Starter Edition, edisi ini masih berteknologi 32-bit, edisi ini dibatasi untuk area lokal, terutama sebagai alternatif legal ketimbang menggunakan software  bajakan. Pengguna edisi ini akan sangat dibatasi pemakaiannya, misalnya hanya bisa untuk memakai tiga program sekaligus dalam satu waktu, pembatasan koneksi jaringan, dan physical memory dibatasi hanya hingga 256MB.

  • Windows Vista Home Basic
Seperti Windows XP Home Edition, dengan teknologi 64-bit, fiturnya juga bertambah banyak. Tetapi tidak sebanyak edisi yang lain, Home Basic ditujukan bagi pengguna rumahan yang tidak memerlukan fasilitas lebih tinggi. Tema "Aero Glass" dengan efek transparan juga tidak akan termasuk dalam Edisi ini. Home Basic hanya mendukung hingga 8GB physical memory.

  • Windows Vista Home Premium
Didasari Windows Vista Home Basic, edisi ini memiliki tambahan dukungan fitur-fitur lebih tinggi yang ditujukan untuk segmen pengguna rumahan, seperti dukungan HDTV dan pembuatan menu DVD. Tambahan lainnya adalah games yang lebih banyak, dukungan untuk komputer tablet dan mobile, sistem enkripsi file, serta aplikasi manajemen foto. Edisi ini mirip dengan Windows XP Media Center Edition dan Tablet PC Edition. Home Premium mendukung hingga 16GB physical memory.

  • Windows Vista Busines
Sebanding dengan Windows XP Professional, dan ditunjukan untuk pengguna bisnis. Fitur Media Center yang ada dalam Home Premium tidak dimasukkan dalam edisi ini, tetapi memiliki fasilitas IIS web server, dukungan faksimili, offline files, dukungan dual physical processor, Remote Desktop, kolaborasi P2P, dan mampu menangani hingga 128GB memori. Aktivasi produk tidak diperlukan untuk edisi ini.

  • Windows Vista Enterprise
Edisi ini ditujukan untuk segmen enterprise, dan merupakan edisi tingkat tinggi dari edisi Business. Fitur-fitur tambahannya di antaranya adalah versi sesi-tunggal dari Virtual PC, dukungan antarmuka multibahasa, BitLocker Drive Encryption, dan dukungan untuk aplikasi UNIX. Edisi ini tidak akan tersedia melalui saluran retail ataupun OEM, melainkan melalui Microsoft Software Assurance.

  • Windows Vista Ultimate
Edisi ini menggabungkan seluruh fitur-fitur Home, Premium, dan Enterprise. Dalam edisi ini juga ditambahkan dukungan pembuatan podcast (yang dialih bahasakan oleh Microsoft menjadi "blogcasting"), program peningkat-kinerja game (WinSAT), fasilitas DVD ripping, dan layanan online khusus untuk media yang dapat diunduh, serta opsi layanan pelanggan tambahan lainnya. Edisi Ultimate ditujukan sebagai edisi Vista yang paling impresif, ditujukan bagi para pengguna high-end, pemain game, para profesional multimedia, serta para pecandu PC. Seperti edisi Business dan Enterprise, aktivasi produk juga tidak diperlukan.

Pricing

Harga yang dipatok untuk setiap edisi berbeda-beda. Untuk Windows Vista Home Basic adalah US$ 199 dan untuk Windows Vista Ultimate mencapai US$ 399. Harga juga bervariasi di beberapa negara. Seperti di UK harga dua kali lebih mahal daripada di US. Beberapa produsen laptop atau komputer membundel paket Windows Vista dalam penjualannya  sekaligus.

Advertising

Pada saat peluncuran Windows Vista Microsoft mengeluarkan dana sebesar US$ 500 juta untuk iklan dengan slogan “The Wow Starts Now.”

Sales and Customer Respon

Peluncuran Windows Vista tidak terlalu berhasil untuk Microsoft. Dari hasil market riset yang dilakukan oleh NPD mengestimasikan Vista hanya terjual 100.000 kopi di minggu pertama, dibandingkan dengan penjualan Windows 98 yang berhasil terjual 400.000 kopi, Windows ME terjual 250.000 kopi, dan Windows XP yang terjual 300.000 kopi di minggu pertamanya.

Pada bulan Maret 2009, delapan tahun setelah peluncuran Windows XP, Market share untuk Windows Vista hanya 23.42% jauh apabila dibandingkan OS pendahulunya sebesar 62.85%. Microsoft mengklaim jumlah pengguna diseluruh dunia mencapai 350 juta, masih dibawah target penjualan dua tahun sebesar 400 juta.

Criticisms

Berikut beberapa kritik yang muncul setelah diluncurkannya Windows Vista

Computing Requirments

Branding yang dilakukan oleh Microsoft malahan menyerang balik dirinya. Beberapa komputer yang dipasangi label Windows Vista Capable tidak bisa menjalankan beberapa fitur yang dikeluarkan oleh Windows Vista salah satunya Windows Aero (saat itu Microsoft belum menjelaskan bahwa Windows Aero memerlukan hardware requirement yang lebih tinggi). Customer yang membeli komputer dengan Windows Vista Capable kecewa dan melakukan gugatan ke Microsoft.

Seminggu setelah munculnya gugatan Microsoft mendeskripisikan lebih jelas mengenai Windows Capable Program : “A new PC running Windows XP that carries the Windows Vista Capable PC logo can run Windows Vista. All editions of Windows Vista will deliver core experiences such as innovations in organizing and finding information, security, and reliability. All Windows Vista Capable PCs will run these core experiences at a minimum. Some features available in the premium editions of Windows Vista – like the new Windows Aero user experience – may require advanced or additional hardware.”

Performance

Vista berjalan lebih lambat dibandingkan dengan OS pendahulunya. Banyak yang berpendapat program-program seperti Microsoft Word, WinRAR dan Adobe Photoshop berjalan lebih lambat di Vista apabila dibandingkan dengan Windows XP. Vista juga menghabiskan daya baterai 10-13% lebih cepat dibandingkan XP. Para penikmat game juga mengeluhkan frame rate yang turun di Vista dibandingkan dengan XP.

Kompatibilitas

Karena struktur yang sama sekali baru, beberapa program yang sebelumnya berjalan baik di Windows XP tidak lagi kompatibel dengan Windows Vista. Hasilnya beberapa korporasi ogah untuk mengupgrade sistem operasinya dengan Windows Vista karena tidak kompatibel dengan program-program dan hardware yang sudah digunakan sebelumnya dan berjalan baik di Windows XP.

User Account Control (UAC)

Setelah diuji oleh Symantec Corporation UAC terbukti efektif mencegah dari penularan virus komputer. Tetapi fitur ini sangat mengganggu dan menjengkelkan bagi si penguna. Hasilnya banyak pengguna yang mematikan fitur ini selamanya atau mensetting di auto–approval mode. Berikut video sindiran dari Apple yang menggambarkan seberapa mengganggunya fitur ini.




Main Issue sebelum peluncuran Windows 7

1. Should Microsoft continue to offer Vista and XP alongside Windows 7?
2. How should Microsoft price the operating system, and should the price vary for those who were upgrading their existing computer from Vista or XP ?
3. Should marketing focus on the features and qualities of Windows 7, or address its improvements over Vista and its superiority to Mac OS in the advertising campaign during the new product launch ?
4. Should Microsoft highlight Window 7's new features or its usability ?
5. How many editions of Windows 7 should the company offer ?

Windows 7 – Jawaban Microsoft  atas gagalnya Windows Vista

Proyek Windows 7 langsung dikerjakan setelah Windows Vista diluncurkan. Dalam interview yang dilakukan  NewsWeek dengan Bill Gates, Ia menyarankan agar Windows & lebih user concentric dan fokus pada improvement di sisi performance. Menurut Bill Veghte, Senior Vice-President, Windows 7 harus kompatibel dengan aplikasi dan hardware yang didukung oleh Windows Vista, selain itu Windows 7 lebih cepat, lebih sedikit klik dan tidak kompleks. Akhirnya pada bulan Januari 2009 Microsoft meluncurkan beta version Windows 7 ke 2.5 juta orang dan peluncurannya direncanakan 22 Oktober 2009.

Feature

Salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh Windows 7 adalah “XP Mode,” sebuah virtual PC yang memungkinkan Windows 7 menjalankan program yang sebelumnya berjalan di Windows XP tetapi tidak di Vista. Windows 7 juga melakukan perombakan besar-besaran user interface. Waktu yang dibutuhkan untuk boot dan shut down juga lebih cepat dibandingkan XP ataupun Vista. 

Edition

Windows 7 memiliki 6 versi yang sama dengan Windows Vista. Hanya saja ada perbedaan nama, jika Windows Vista memiliki versi Business maka pada Windows 7 versi tersebut dinamakan Professional. Berikut versi yang dimilki pada Windows 7 :
  • Windows 7 Starter
  • Windows 7 Home Basic
  • Windows 7 Home Premium
  • Windows 7 Enterprise
  • Windows 7 Professional
  • Windows 7 Ultimate
Berbagai versi dari Windows 7 didesain, dipasarkan, dan disesuaikan dengan baik kepada orang-orang dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dari seluruh versi yang ada, versi Starter didesain dan dipasarkan untuk notebook kelas bawah, Home Basic dan Home Premium untuk pengguna rumahan, Professional untuk kebutuhan bisnis, Enterprise untuk bisnis yang lebih besar dan korporat, dan Ultimate untuk para antusias IT (atau sering disebut dengan geek).

Pricing

Selain itu, Windows 7 menarik banyak pembeli selama masa diskon. Juni 2009 lalu, Windows 7 Home Premium tersedia dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu hanya sekitar 49 USD atau sekitar 500 ribu rupiah. Ini tentu lebih menghemat 70 USD atau sekitar 700 ribu rupiah dibandingkan harga penjualan aslinya sebesar 119 USD atau sekitar 1,2 juta rupiah. Sedangkan Windows 7 Professional dijual dengan harga 99 USD, atau sekitar 1 juta rupiah, yang merupakan setengah harga dari harga aslinya. Program diskon tersebut memang telah berlalu, namun hingga saat ini Amazon masih menawarkan Windows 7 dengan harga yang lebih murah dari harga asli pada saat peluncurannya.

Sales and Customer Respon

Bulan Juli 2009, hanya dalam delapan jam setelah, pre-order Windows 7 di amazon.co.uk telah melampaui permintaan yang Windows Vista di 17 minggu pertama. Menjadi pre-order terlaris dalam sejarah Amazon, melebihi penjualan pemegang rekor sebelumnya, Buku Harry Potter ketujuh.
Setelah 36 jam, versi Windows 7 Professional dan Ultimate edition habis terjual di Jepang. Menurut Net Applications, Windows 7 mencapai pangsa pasar 4% dalam waktu kurang dari tiga minggu . (Sebagai perbandingan, Windows Vista membutuhkan tujuh bulan untuk mencapai angka yang sama).

Pada tanggal 4 Maret 2010, Microsoft mengumumkan bahwa mereka telah menjual lebih dari 90 juta kopi Windows 7.Tanggal 23 April 2010, Windows 7 telah terjual lebih dari 100 juta kopi dalam enam bulan, yang menjadikan penjualan tercepat dalam sejarah sistem operasi Microsoft .

Recommendation 

  • Satu lisensi bisa digunakan untuk beberapa komputer untuk menekan harga
  • Bundling antivirus dalam sistem operasi Windows 7
  • Kompatibilitas Windows 7 dengan hardware-hardware yang terdapat di pasaran
  • Kompatibilitas program-program yang sebelumnya dapat berjalan di Windows XP dan Windows Vista  juga dapat berjalan dengan baik di Windows 7
Akhir tulisan mari kita lihat video pertarungan antara Microsoft Windows dan Mac Apple.


Senin, 14 November 2011

Amandemen UU Kepailitan No. 4/1998 Kasus PT. Prudential Life Assurance



A. Pendahuluan

Merujuk Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan seperti ditegaskan Pasal 1 ayat 1, perusahaan dapat dinyatakan pailit bila mempunyai hutang jatuh tempo dapat ditagih kepada dua atau lebih kreditor. Meskipun perusahaan itu sehat secara manajemen dan keuangan, namun bila mana ada pihak menyatakan perusahaan itu tak sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama, maka Pengadilan Niaga dapat menetapkan perusahaan itu menjadi pailit. Artinya, faktor kelalaian perusahaan menunaikan kewajiban sesuai perjanjian yang dilakukan, dapat membawanya kepada gugatan secara sepihak memutuskan pailit bagi perusahaan itu.

Tidak mustahil terjadi ada pihak-pihak yang memanfaatkan susbtansi itu untuk menjatuhkan sebuah perusahaan menjadi pailit. Padahal perusahaan itu sehat manajemen dan keuangannya, akibatnya adalah kredibilitas perusahaan menjadi buruk.

Kondisi ini menunjukkan buruknya iklim perusahaan dan kinerjanya akibat Undang-Undang yang memberi peluang terjadinya pailit semu, mengingat sebuah perusahaan dapat dinyatakan pailit, apabila manajemen tidak berjalan baik dan perusahaan merugi terus.

Tulisan ini akan menyoroti kasus perjanjian kontrak seorang Konsultan Asuransi Warga Negara Malaysia dengan Perusahaan Asuransi PT. Prudential Life Assurance, menyusul permohonan pailit oleh konsultan tersebut, sehingga oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, PT. Prudential Life Assurance dinyatakan pailit tanggal 23 April 2004. Keputusan ini tentunya mengagetkan semua pihak dimana kinerja dan keuangan PT. Prudential Life Assurance masih sehat. Sehingga permohonan kasasi ke Mahkamah Agung pun diajukan oleh pihak Prudential. Tanggal 19 Mei 2004 Dewan Asuransi Indonesia meminta Mahkamah Agung mengabulkan kasasi Prudential. Dan akhirnya 7 Juni 2004 Mahkamah Agung mengabulkan kasasi Prudential dan menganulir keputusan pailit Pengadilan Niaga. Selain kasus ini terdapat beberapa kasus serupa yang akhirnya muncul amandemen terhadap UU Kepailitan No. 4/1998.

B. Duduk Perkara

Pada tanggal 1 Juli 2000 Lee Boon Siong, warga negara malaysia, bersama PT Prudential meneken perjanjian kerjasama keagenan. Berdasarkan perjanjian itu, Lee wajib mengembangkan keagenan dan memasarkan produk asuransi PT Prudential. Sebaliknya, perusahaan asuransi yang mulai beroperasi di Indonesia pada 1995 itu wajib membayar bonus atas prestasi yang dicapai Lee.

Pada tanggal 20 Januari 2004 PT Prudential membatalkan perjanjian itu secara sepihak. Karenanya pada tanggal 7 April 2004 Lee memohonkan pailit perusahaan asuransi yang induknya didirikan di London, Inggris, pada tahun 1848 itu.

Pengacara Lee, Lucas, menyatakan ada empat kewajiban PT Prudential yang tidak dipenuhi. Mulai dari tidak membayar biaya perjalanan sebesat Rp 130 juta, belum membayar bonus rekrutmen sebesar Rp 4,2 miliar, bonus konsistensi Rp 1,4 miliar, hingga jasa konsultasi keagenan senilai Rp 360 miliar. Semua utang itu menjadi jatuh tempo karena dibatalkannya perjanjian.
Dari keempat kewajiban tersebut hanya satu yang disetujui oleh pengadilan Niaga yaitu bonus konsistensi. Dan ini berakibat fatal, karena syarat-syarat dalam kepailitan terpenuhi (saat itu masih merujuk pada Undang-Undang No.4 Tahun 1998 sebelum akhirnya di Amandemen), yaitu adanya satu utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih serta adanya minimal dua kreditor. Tak pelak tanggal 23 April 2004 majelis menyatakan PT Prudential pailit.

Putusan ini membuat kaget sekaligus menyulut kekecewaan Presiden Direktur PT Prudential saat itu, Charlie E Oropeza. Sebab perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sangat kuat saat itu sehingga putusan itu sama sekali tidak berdasar. Pada saat itu Prudential memiliki 230 karyawan dan 8000 tenaga pemasaran. Per tanggal 31 Desember 2003, tingkat risk based capital-nya mencapai 225%, jauh melampaui ketentuan Departemen Keuangan sebesar 100%. Sementara itu, total pendapatan premi tumbuh 114% jika dibanding pada 2002, dari Rp 477 miliar menjadi lebih dari Rp 1 triliun.

C. Putusan Mahkamah Agung dan Amandemen UU Kepailitan

Sejarah UU Kepailitan (1906 – 1998)

Sejak masa penjajahan Belanda, persisnya sejak tahun 1906, telah berlaku aturan main tentang kepailitan dalam Staatblads 1905 No. 217 jo. Staatblads 1906 No. 348 Faillissements Verordening. Ketentuan ini tetap dipakai oleh Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia dalam memutus perkara kepailitan hingga tahun 1970-an.

Ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997, banyak perusahaan tidak mau membayar lunas hutang mereka meski sudah ditagih. Sikap membandel para pengusaha nakal itu memunculkan gagasan untuk memberlakukan proses kepailitan dengan cara memperbaiki perundang-undangan di bidang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang. Maka, pada 20 April 1998 pemerintah menetapkan Perpu No. 1/1998 tentang perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan yang kemudian pada 9 September 1998 disetujui DPR menjadi UU No. 4/1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan.

Efek ke Perusahaan Asuransi

Persyaratan kepailitan dibuat lebih sederhana supaya lebih mudah menjatuhkan pailit bagi perusahaan-perusahaan yang enggan melunasi hutang ataupun wanprestasi. Akibatnya, cukup banyak perusahaan mendapat vonis pailit, tak terkecuali perusahaan asuransi yang nota bene bergerak di bidang kepentingan publik.

Menyangkut perusahaan asuransi semenjak diberlakukannya UU No.4/1998 tercatat beberapa perkara kepailitan diputus Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, antara lain China Trust Commercial Bank melawan PT Asuransi Jasa Indonesia, Frederick Rachmat HS melawan PT Asuransi Wataka, PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk melawan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, dan terakhir Lee Boon Siong melawan PT Prudential Life Assurance.

Amandemen UU Kepailitan dan Pencabutan Putusan Pailit PT. Prudential Life Assurance

UU No.4/1998 banyak mendapat kritik karena memperlakukan perusahaan asuransi selaku debitor tidak sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang kepentingan publik lainnya dalam hal pengajuan permohonan pailit. Kritik tersebut diakomodir dalam amandemen UU Kepailitan yang kemudian disahkan menjadi UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Dalam UU No.37/2004 terdapat ketentuan bahwa ketika debitor adalah perushaan asuransi atau reasuransi, maka pengajuan permohonan pailit dilakukan oleh Menteri Keuangan.

Bagaimana dengan Prudential? Setelah permohonan kasasi ke Mahkamah Agung akhirnya Prudential Indonesia telah dinyatakan menang di pengadilan dan ditegaskan oleh Mahkamah Agung (MA) melalui Putusan MA nomor 8K/N/2004, serta bebas dari tuntutan pailit.

D. Kesimpulan

Perusahaan dapat dinyatakan pailit bila mempunyai hutang jatuh tempo dapat ditagih kepada dua atau lebih kreditor. Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan memberi peluang terjadinya pailit semu, artinya faktor kelalaian perusahaan menunaikan kewajiban sesuai perjanjian yang dilakukan, dapat membawanya kepada gugatan secara sepihak memutuskan pailit bagi perusahaan itu, meskipun perusahaan itu sehat secara manajemen dan keuangan seperti kasus yang terjadi di PT. Prudential Life Assurance.

Kasus ini akhirnya melahirkan amandemen UU Kepailitan yang kemudian disahkan menjadi UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Dalam UU No.37/2004 terdapat ketentuan bahwa ketika debitor adalah perushaan asuransi atau reasuransi, maka pengajuan permohonan pailit dilakukan oleh Menteri Keuangan.

Sumber Tulisan :

1.   “Putusan MK dan Semangat Amandemen UU Kepailitan,” Berita Mahkamah Konstitusi, No. 10, Mei – Juni 2005.
2.   “Analisis Pailit Perusahaan Prudential Assurance,” ditulis oleh Prof. Drs. Arozatulo Lase, S.H.
3.   “Prudential Dinyatakan Pailit – Walau memiliki keuangan cukup kuat, PT Prudential tetap saja bisa dipailitkan. Bagaimana nasib nasabahnya?” Majalahtrust.com
4.   Trust Announcement, PT Prudential Life Assurance, 15 Mei 2011