Sebuah perusahaan yang profit oriented harus juga mengutamakan etika dalam berbisnis salah satu kasus yang akan dibahas adalah saat PT Astra Daihatsu Motor menarik kembali 3.227 unit Sirion dikarenakan terdapat cacat produksi, dan PT Astra Daihatsu Motor berani bertanggung jawab dengan melakukan recall demi kemanan dan kenyamanan penggunanya.
Untuk artikel lengkapnya dapat dibaca di sini http://www.bekasi.suarajabar.com/ekonomi/bisnis/144-pt-astra-daihatsu-motor-menarik-kembali-3227-unit-sirion
Ada beberapa pertanyaan yang muncul :
Pertanyaan 1 : Jelaskan apakah tindakan menarik kembali produk Daihatsu Sirion itu merupakan tindakan yang tepat bagi bisnis. Apakah langkah bisnis tersebut sudah sesuai dengan prinsip untuk mengutamakan caveat vendor bukannya caveat emptor? Jelaskan argumentasi anda.
Karena adanya tetesan air yang keluar dari selang pembuangan air AC yang menetes bagian steering rack dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan karat dan pada kondisi terburuk fungsi steering rack dapat terganggu maka PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menarik kembali (recall) 3.227 unit Sirion yang diproduksi sejak Januari 2008 - Maret 2011. Tindakan untuk menarik kembali produk (recall) Daihatsu Sirion merupakan tindakan yang tepat bagi bisnis. Dan sudah sesuai dengan prinsip yang mengutamakan caveat vendor (penjual yang perduli) dan bukannya caveat emptor (pembeli yang perduli).
Perusahaan memang seharusnya bersifat lebih perduli terhadap produk yang dihasilkannya : apakah aman bagi penggunanya, memberikan informasi yang jelas (mengenai tata cara penggunaan produk, mungkin informasi berapa kali diperlukan untuk perawatan untuk produk mobil, dan reminder kepada pengguna apabila telah jatuh tempo untuk perawatan berkala) karena asumsinya konsumen dan produsen tidak dalam posisi yang sama karena berbagai faktor. Karena keahlian dan pengetahuannya, produsen cenderung berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding konsumen. Terlebih lagi mobil-mobil produksi sekarang sudah serba terkomputerisasi dan perawatannya pun tidak dapat dilakukan secara manual tetapi harus menggunakan alat terkomputerisasi tersendiri untuk melakukan penge-check-an bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Untuk perawatan berkala pun harus dilakukan di bengkel resmi yang bekerja sama dengan produsen mobil tersebut.
Mobil banyak digunakan oleh orang Indonesia khsususnya di Jakarta untuk bekerja, berbelanja, berwisata dan bepergian keluar kota sehingga utilitasnya pun sangat tinggi. Dan penggunanya pun tidak dapat dikatakan sedikit jumlah kendaraan bermotor pribadi roda empat tahun 2009 saja terdapat 17.350.000 kendaraan. Sekali saja terjadi cacat produksi dapat berakibat fatal bagi penggunanya dan berakibat fatal juga bagi perusahaan apabila tidak dilakukan penanganan serius.
Terlebih lagi kecenderungan orang Indonesia sebagai pemakai kurang memperhatikan dari sisi perawatan, berapa persen dari pemilik mobil yang membaca secara detil buku manual sebelum menggunakan mobil, berapa persen dari pembeli mobil yang paham akan mesin mobil, tentunya prosentasenya sangat kecil sekali. Kecenderungannya pemakai di Indonesia sangat bergantung sekali dengan kualitas produksi dari produsen. Sehingga apabila terdapat sedikit saja cacat produksi yang disembunyikan oleh produsen mobil tentu saja dapat berakibat fatal bagi pengguna kendaraan.
Tetapi meskipun begitu produsen dapat saja terkena getahnya apabila menyembunyikan cacat produksi, antara lain jika terjadi kecelakaan karena kegagalan produk maka kepercayaan konsumen terhadap produk pun akan menurun. Implikasinya ketidakpercayaan konsumen akan merambah ke produk-produk yang lain bahkan menjadi ketidakpercayaan terhadap sebuah merk secara keseluruhan. Akibatnya justru merugikan produsen sendiri dalam jangka panjang. Dan produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memperbaiki kembali tingkat kepercayaan dari konsumen.
Masih teringat kasus Nissan Juke yang menabrak tiang listrik, terbakar habis di depan Gedung Mid Plaza, Sudirman, Jakarta Pusat, dan menewaskan pengemudinya Olivia Dewi, seorang gadis muda berumur 17 tahun, bulan Maret yang lalu. Semenjak saat itu penjualan Nissan Juke mengalami penurunan drastis dan produk tersebut di cap sebagai produk yang kurang safety meskipun tidak terdapat bukti yang terungkap bahwa penyebab kecelakaan tersebut dikarenakan kegagalan produk. Atau kasus jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di gunung salak bulan Mei yang lalu. Setelah kejadian tersebut para operator penerbangan di seluruh dunia akhirnya membatalkan transaksi pembelian pesawat Sukhoi yang mungkin nilainya dari milyaran sampai trilyunan rupiah.
Beberapa industri pertambangan, dan juga industri manufaktur memang seharusnya sangat memperhatikan keselamatan kerja. Begitu pula dengan industri kendaraan bermotor. Dengan mobilitas yang sangat tinggi akhir-akhir ini mobil dan motor sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang.
Di industri mobil keselamatan pengguna adalah hal yang utama. Cacat produksi pada mobil dapat berakibat fatal dan dapat mencelakakan pengguna mobil itu sendiri dan pengguna lain di jalan raya. Menurut fakta yang diambil di negara paman Sam Kecelakaan dan kerugian karena produk: di AS 3.000.000 orang terluka, 2.000.000 orang masuk RS, 500.000 orang cacat permanen karena produk mainan, perkakas rumah-tangga, & alat olah-raga; Kecelakaan kendaraan bermotor (th 2003): 56.270 per minggu, kematian 117 per hari, kerugian finansial $479 juta per hari.
Dari jual-beli mobil bekas banyak pembeli-pembeli yang mengurunkan niatnya untuk membeli mobil bekas dan akhirnya memilih membeli mobil baru dikarenakan ketidakpercayaan terhadap kualitas mobil-mobil bekas tersebut. Di sini dapat dilihat bahwa kepercayaan terhadap kualitas mobil baru masih tinggi. Sekali kepercayaan itu dirusak maka butuh waktu yang lama dan mdal yang besar untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.
Recall pun bukan sebuah akhir dari bisnis mobil, diluar negeri recall adalah sebuah komitmen perusahaan otomotif untuk menjaga kualitasnya. Hampir mungkin semua perusahaan otomotif dunia sudah pernah melakukan recall. Dan semuanya dilakukan untuk keamanan pengguna, menjaga kualitas, dan keberlanjutan di dalam bisnis.
Pertanyaan 2 : Adakah adagium "Let's the seller take care" seperti dalam kasus ini dapat diterapkan di dalam lingkup bisnis yang memproduksi jasa? Uraikan contoh-contoh kasus yang anda ketahui dan bagimana pengaruhnya terhadap integritas produk di masa mendatang.
Dalam industri jasa adagium “Let’s the seller take care” tentu saja harus diterapkan. Sebagai salah contoh industri jasa saya ambil pendekatan produk training yang kami lakukan di floatway. Perusahaan kami PT. Floatway Systems adalah perusahaan yang menghasilkan produk dan juga perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Di bidang produk floatway menghasilkan alat yang digunakan oleh industri otomotif untuk melakukan checking pada kabel harness. Sedangkan di bidang jasa kami mengadakan training untuk para engineer di bidang telekomunikasi seluler. Kebetulan kami semua berlatar belakang dari Teknik Elektro dan melihat ada peluang yang bagus di kedua bisnis tersebut.
Selanjutnya akan diuraikan dalam artikel ini mengapa pada industri jasa juga harus menerapkan adagium “Let’s the seller take care” dilihat dari sisi penyedia jasa pendidikan (sekolah, perguruan tinggi dan profesional training).
Setiap konsumen pasti mengharapkan sebuah output atau sebuah value yang diinginkan apabila membeli sebuah barang atau jasa. Dalam industri jasa pendidikan, seminar atau training para pembelajar atau peserta pasti menginginkan output tertentu. Beberapa output yang diinginkan antara lain sebagai peningkatan kelas keilmuan seseorang, tambahan pengetahuan, penunjang karir, sebagai pengingat kembali atau value-value lainnya.
Kemudian dari sisi penyelenggara jasa pendidikan baik itu sekolah, perguruan tinggi ataupun training juga diwajibkan memberikan informasi “kira-kira output apa saja yang dapat diperoleh oleh pengguna setelah melalui training ini.” Dan melakukan cross check setelah training atau perkuliahan apakah benar ilmu yang telah dipelajari di training atau perkuliahan outputnya sesuai dengan yang diharapkan.
Pendidikan Sekolah
Dimulai dari bangku pendidikan sekolah seharusnya para pelaku pendidikan sekolah (terutama SMU/SMK) memberikan informasi dan arahan apa yang akan diperoleh apabila mempelajari sesuatu hal tertentu. Dalam pendidikan saat ini sepertinya anak-anak didik kita dicekoki dengan rumus-rumus matematika, fisika yang luar biasa banyaknya dan tidak tahu apa kegunaannya padahal tidak semua anak-anak memiliki kemampuan yang sama di bidang tersebut mungkin ada anak yang tidak kuat di analisis matematis tetapi kuat di hafalan.
Tidak selamanya orang-orang yang masuk ke ke kelas IPS lebih rendah kastanya daripada mereka yang masuk ke kelas IPA. Padahal kita diketahui penggerak dan petinggi bangsa ini adalah dari mereka yang berasal dari latar belakang non eksakta (non IPA).
Pemahaman-pemahaman seperti inilah yang harus diberikan oleh para pelaku pendidikan baik guru atau pihak yang lain di sekolah. Sehingga murid-murid yang masuk ke jurusan IPS tidak minder dan memantapkannya untuk menekuni bidang non eksakta di jenjang yang lebih tinggi. Penulis sendiri sebenarnya berlatar belakang dari teknik elektro dan sangat menyukai IPA saat di bangku sekolah tetapi setelah mengikuti kuliah S2 di MM UGM terbuka wawasannya untuk melihat dunia dari kacamata yang lebih luas.
Perguruan Tinggi
Di bangku perkuliahan kasus lain terjadi setelah beberapa tahun bergulat di bangku kuliah mahasiswa semester akhir biasanya tidak tahu bagaimana akan melanjutkan hidupnya. Tidak ada link and match antara dunia industri dengan dunia perkuliahan.
Di sinilah adagium "Let's the seller take care" diperlukan sehingga perguruan tinggi tidak berlomba-lomba untuk “banyak-banyakan” jumlah mahasiswa yang diluluskan per tahun dan akhirnya menumpuk menjadi pengangguran intelektual karena tidak terdapatnya lowongan kerja yang memadai. Perguruan tnggi juga berkewajiban memberikan pengetahuan tentang dunia kerja, ketrampilan spesifik yang diperlukan di dunia industri atau riset bersama antara dunia kampus dan dunia industri, atau justru lebih baik mempersiapkan menjadi entrepreneur muda yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi.
Salah satu cara untuk memberikan informasi dunia kerja antara lain dengan mendatangkan alumni-alumni ke lingkungan kampus. Para alumni dapat bercerita tahapan-tahapan apa yang harus disiapkan untuk sukses karir di industri tertentu, mengadakan kerja praktek, mengadakan company visit supaya mahasiswa mengerti bagaimana bisnis proses di perusahaan tertentu dan mempersiapkan sejak dini di bangku perkuliahan. Dan juga dapat mengadakan riset bersama antara kampus dengan universitas.
Banyak sekali hasil-hasil skripsi S1, thesis S2 bahkan disertasi S3 yang akhirnya hanya teronggok begitu saja di perpustakaan kampus, dengan kerjasama link and match akan terdapat keuntungan bagi semua pihak. Di sisi perusahaan mendapatkan keuntungan karena problem di organisasinya terpecahkan berdasarkan penelitian yang terstruktur. Pihak universitas mendapat informasi baru dari dunia praktisi dan mahasiswa pun paling tidak merasa puas karena penelitian yang digunakannya bisa secara nyata digunakan di dunia industri.
Hal ini bisa tercapai apabila pemangku kebijakan pendidikan perguruan tinggi benar-benar menerapkan caveat vendor sehingga para mahasiswa tidak khawatir dengan aplikasi ilmunya yang didapatkan di bangku kuliah.
Beberapa jurusan-jurusan favorit di bangku kuliah rata-rata dikarenkan daya serap lulusan jurusan tersebut di industri tinggi. Jurusan-jurusan favorit tersebut antara lain beberapa jurusan teknik, jurusan ekonomi , jurusan akutansi, jurusan kesehatan dan kedokteran. Sudah dapat diprediksi lulusan dari jurusan-jurusan tersebut cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Padahal masih banyak profesional-profesional lain diluar bidang-bidang tersebut yang apabila ditekuni dapat memberikan masa depan yang baik.
Training Professional
Terakhir akan kita bahas bagaimana pentingnya adagium "Let's the seller take care" diperlukan didalam Training Professional. Banyak sekali jenis-jenis training professional saat ini dan beberapa lembaga atau organisasi umumnya menyasar kepada materi yang sangat spesifik, materi yang setelah training dilakukan selama beberapa hari atau beberapa minggu peserta diharapkan dapat langsung melakukan suatu pekerjaan secara spesifik.
Banyak perusahaan-perusahaan yang memiliki tempat training mandiri sehingga semua karyawan baru akan langsung paham yang harus dilakukan di pekerjaan sehari-harinya. Dalam training output yang diharapkan sangatlah jelas, tidak bertele-tele dan tidak berpanjang lebar tetapi sangat spesifik. Meskipun begitu tetap saja adagium "Let's the seller take care" perlu dievaluasi secara terus menerus sehingga silabus di dalam training tidak jauh melenceng dari output yang diharapkan.
Jumat, 22 Juni 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
Perlunya mengetahui dan menganalisa laporan keuangan bagi seorang Entrepreneur
Sebelum terjun menjadi seorang entrepreneur mungkin seorang engineer sangat ahli dalam membuat sebuah produk, seorang sales dan marketing sangat ahli dalam menjual dan memasarkan, seorang finance sangat ahli dalam analisis keuangan dan kesemuanya memiliki ilmu-ilmu yang sangat spesifik dan spesialist.
Bagi seorang entrepreneur yang baru terjun kedalam kawah candra dimukanya bisnis, semua keahlian harus dimiliki seorang entrepreneur bagaikan seorang CEO atau direktur perusahaan yang mengetahui semua sisi perusahaan mulai dari produk, sales, marketing, human resource, general affair dan juga analisis keuangan. Tidak heran kalau seorang entrepreneur dituntut serba bisa. Bagaikan seorang mahasiswa MBA yang dituntut serba bisa di semua aspek perusahaan.
Sudah kita bahas di artikel-artikel pentingnya laporan keuangan perusahaan bagi seorang entrepreneur. Kenapa? karena laporan keuangan adalah pengukuran wajib bagi sebuah perusahaan meskipun terdapat pengukuran lain diluar laporan keuangan yang dapat dibuat untuk mengukur performansi secara internal. Dengan laporan keuangan kita dapat mengukur apakah performansi perusahaan bergerak maju, stagnan atau malah cenderung menurun. Laporan keuangan juga menjadi standar wajib bagi perbankan untuk memperoleh kredit, lampiran dalam pelaporan pajak dan lampiran tender dalam proyek-proyek besar pemerintah atau swasta.
Di kalangan orang awam tingkat kesuksesan seorang karyawan diukur dari berapa jumlah penghasilan perbulan atau pertahun yang bisa didapatkan, sedangkan kesuksesan seorang entrepreneur dilihat dari seberapa besar jumlah omzet atau sales atau penjualannya. Dan juga jumlah karyawan yang dipekerjakan juga menjadi tolok ukur kesuksesan seorang entrepreneur di mata orang awam. Bagi orang-orang yang mengerti bidang manajemen banyak hal yang dapat menjadi tolok ukur kesuksesan seorang entrpreneur antara lain berapa margin atau profit atau keuntungan dari perusahaan yang dijalankan oleh si entrepreneur. Jika penjualan tinggi tetapi biaya operasional juga tinggi maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sangat rendah. Bahkan jika biaya operasional lebih tinggi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam laporan keuangan kita dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Berapa biaya operasional yang dikeluarkan per tahun dan bagaimana menghemat biaya operasional sehingga keuntungan perusahaan meningkat.
Bagi seorang entrepreneur yang baru terjun kedalam kawah candra dimukanya bisnis, semua keahlian harus dimiliki seorang entrepreneur bagaikan seorang CEO atau direktur perusahaan yang mengetahui semua sisi perusahaan mulai dari produk, sales, marketing, human resource, general affair dan juga analisis keuangan. Tidak heran kalau seorang entrepreneur dituntut serba bisa. Bagaikan seorang mahasiswa MBA yang dituntut serba bisa di semua aspek perusahaan.
Sudah kita bahas di artikel-artikel pentingnya laporan keuangan perusahaan bagi seorang entrepreneur. Kenapa? karena laporan keuangan adalah pengukuran wajib bagi sebuah perusahaan meskipun terdapat pengukuran lain diluar laporan keuangan yang dapat dibuat untuk mengukur performansi secara internal. Dengan laporan keuangan kita dapat mengukur apakah performansi perusahaan bergerak maju, stagnan atau malah cenderung menurun. Laporan keuangan juga menjadi standar wajib bagi perbankan untuk memperoleh kredit, lampiran dalam pelaporan pajak dan lampiran tender dalam proyek-proyek besar pemerintah atau swasta.
Why might someone interviewing for an entry level job have a better shot at getting a good job if he or she had a good grasp of financial management?
Managers want to hire people who can make decisions with the broader goal of corporate value maximization in mind because investors are forcing top managers to focus on value maximization.
Di kalangan orang awam tingkat kesuksesan seorang karyawan diukur dari berapa jumlah penghasilan perbulan atau pertahun yang bisa didapatkan, sedangkan kesuksesan seorang entrepreneur dilihat dari seberapa besar jumlah omzet atau sales atau penjualannya. Dan juga jumlah karyawan yang dipekerjakan juga menjadi tolok ukur kesuksesan seorang entrepreneur di mata orang awam. Bagi orang-orang yang mengerti bidang manajemen banyak hal yang dapat menjadi tolok ukur kesuksesan seorang entrpreneur antara lain berapa margin atau profit atau keuntungan dari perusahaan yang dijalankan oleh si entrepreneur. Jika penjualan tinggi tetapi biaya operasional juga tinggi maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sangat rendah. Bahkan jika biaya operasional lebih tinggi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam laporan keuangan kita dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Berapa biaya operasional yang dikeluarkan per tahun dan bagaimana menghemat biaya operasional sehingga keuntungan perusahaan meningkat.
Kamis, 14 Juni 2012
Research Methodology in Operational Management
Thesis merupakan syarat kelulusan terakhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa S2. Sebagian mahasiswa mungkin sudah tidak sabar untuk menjalaninya (katanya proses riset adalah proses yang menyenangkan karena kita tidak tahu apa yang berada di akhir riset), tetapi ada yang masih kebingungan untuk mencari judul yang tepat, ada juga yang mengerjakan tidak dengan sepenuh hati dan dibarengi dengan kesibukan-kesibukan kantor thesis yang sedang dijalankan jadi tertunda selama bertahun-tahun.
Pak Adi dosen di Operational Management mengatakan bahwa thesis harus dilakukan dengan sepenuh hati, pemilihan judul dan bahan-bahan thesis haruslah sesuatu yang berguna bagi penulis thesis. Sesuatu masalah yang belum terpecahkan di operasional sehari-hari di kantor. Meskipun sederhana tapi implikasinya besar ke kehidupan sehari-hari, itulah judul yang tepat.
Di perkuliahan S2 mahasiswa yang melakukan thesis diharapkan memberikan implikasi nyata ke bisnis. Prof. Wihana Kirana menyebutkan research flow chart untuk mereka yang duduk di bangku S2 mempunyai urut-urutan seperti berikut.
Setiap organisasi bisnis memiliki permasalahan yang kompleks. Dan setiap problem dapat dipecahkan dengan riset yang terstruktur. Dimulai dari permasalahan bisnis yang muncul, pendekatan teori, modelling, pengambilan hypothesis penelitian, penentuan methodology, pengambilan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, memecahkan problem yang terdapat di organisasi bisnis dan akhirnya berimplikasi terhadap perkembangan bisnis.
Methodology sebenarnya adalah sebuah alat untuk melakukan penelitian. Dalam jurnal-jurnal yang berkaitan dengan Operational Management terdapat empat klasifikasi methodology penelitian yaitu :
Ada beberapa note dari hasil diskusi kelas dengan Pak Adi :
Apakah beberapa metode dapat dikombinasikan ke dalam satu tulisan? Jawabannya bisa banyak thesis yang mengkombinasikan beberapa metode.
Pertanyaan apa yang muncul ketika kita menggunakan methodology case research? Jawab : Methodology case research adalah acuan bagi perusahaan lain untuk menggunakan solusi pemecahan yang sama seperti pada perusahaan yang menjadi contoh kasus. Pertanyaannya yang sering timbul adalah apakah kasus yang diambil benar-benar dapat berguna untuk perusahaan lain ? Untuk menjawabnya paling tidak kita harus merujuk pada paragraf awal di artikel ini yaitu semua riset yang dikerjakan paling tidak berguna untuk menjawab pertanyaan di permasalahan perusahaan sendiri.
Apa yang dimaksud dengan Action Research? Jawab : Action Research lebih mementingkan action yang dilakukan daripada sekedar penelitian secara tulisan. Action Research bertindak sebagai agent of change di dalam perusahaan dan dilakukan satu waktu saat thesis dikerjakan. Beberapa kriteria action research bisa dilihat pada slide dibawah.
Bagaimana dengan modelling? Jawab : Modelling adalah metode yang paling sering dipakai oleh para mahasiswa. Pak Adi mengharapkan modelling benar-benar merepresentasikan peristiwa yang terjadi dalam perusahaan. Apabila tidak cocok dan banyak faktor lain diluar model yang ternyata mempengaruhi model tersebut harus diperbaiki dan disempurnakan.
Oke begitu saja diskusi tentang persiapan thesisnya. Berikut presentasi mengenai Research Methodology di Operational Management
Pak Adi dosen di Operational Management mengatakan bahwa thesis harus dilakukan dengan sepenuh hati, pemilihan judul dan bahan-bahan thesis haruslah sesuatu yang berguna bagi penulis thesis. Sesuatu masalah yang belum terpecahkan di operasional sehari-hari di kantor. Meskipun sederhana tapi implikasinya besar ke kehidupan sehari-hari, itulah judul yang tepat.
Di perkuliahan S2 mahasiswa yang melakukan thesis diharapkan memberikan implikasi nyata ke bisnis. Prof. Wihana Kirana menyebutkan research flow chart untuk mereka yang duduk di bangku S2 mempunyai urut-urutan seperti berikut.
Setiap organisasi bisnis memiliki permasalahan yang kompleks. Dan setiap problem dapat dipecahkan dengan riset yang terstruktur. Dimulai dari permasalahan bisnis yang muncul, pendekatan teori, modelling, pengambilan hypothesis penelitian, penentuan methodology, pengambilan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, memecahkan problem yang terdapat di organisasi bisnis dan akhirnya berimplikasi terhadap perkembangan bisnis.
Methodology sebenarnya adalah sebuah alat untuk melakukan penelitian. Dalam jurnal-jurnal yang berkaitan dengan Operational Management terdapat empat klasifikasi methodology penelitian yaitu :
- Survey Research
- Case Research
- Action Research
- Modelling
Ada beberapa note dari hasil diskusi kelas dengan Pak Adi :
Apakah beberapa metode dapat dikombinasikan ke dalam satu tulisan? Jawabannya bisa banyak thesis yang mengkombinasikan beberapa metode.
Pertanyaan apa yang muncul ketika kita menggunakan methodology case research? Jawab : Methodology case research adalah acuan bagi perusahaan lain untuk menggunakan solusi pemecahan yang sama seperti pada perusahaan yang menjadi contoh kasus. Pertanyaannya yang sering timbul adalah apakah kasus yang diambil benar-benar dapat berguna untuk perusahaan lain ? Untuk menjawabnya paling tidak kita harus merujuk pada paragraf awal di artikel ini yaitu semua riset yang dikerjakan paling tidak berguna untuk menjawab pertanyaan di permasalahan perusahaan sendiri.
Apa yang dimaksud dengan Action Research? Jawab : Action Research lebih mementingkan action yang dilakukan daripada sekedar penelitian secara tulisan. Action Research bertindak sebagai agent of change di dalam perusahaan dan dilakukan satu waktu saat thesis dikerjakan. Beberapa kriteria action research bisa dilihat pada slide dibawah.
Bagaimana dengan modelling? Jawab : Modelling adalah metode yang paling sering dipakai oleh para mahasiswa. Pak Adi mengharapkan modelling benar-benar merepresentasikan peristiwa yang terjadi dalam perusahaan. Apabila tidak cocok dan banyak faktor lain diluar model yang ternyata mempengaruhi model tersebut harus diperbaiki dan disempurnakan.
Oke begitu saja diskusi tentang persiapan thesisnya. Berikut presentasi mengenai Research Methodology di Operational Management
Research method in operations management final
View more PowerPoint from indonesiabelajar
Supaya tidak terlalu serius saya sertakan video yang cukup lucu mengenai lika-liku mahasiswa saat sedang mengerjakan thesis
Supaya tidak terlalu serius saya sertakan video yang cukup lucu mengenai lika-liku mahasiswa saat sedang mengerjakan thesis
Minggu, 10 Juni 2012
Technology Push or Market Pull Strategy
Dalam Supply Chain Management ada dua cara bagaimana sebuah produk dapat sampai ke tangan customer. Pertama adalah "Push" (We sell what we can make) dan "Pull" (We make what we can sell).
Metode Technology Push
Yang dimaksud dengan metode push adalah barang di stock di toko-toko dan modern supermarket dari pabrik. Metode ini biasa digunakan untuk semua produk-produk yang ada di carrefour, giant, lottemart, alfamart, indomaret dan toko-toko lainnya. Kelemahannya pihak produsen harus memikirkan inventory dan channel distribusi dengan baik.
Metode Market Pull
Sedangkan pada metode kedua, metode pull produsen baru akan memproduksi barang apabila ada pesanan. Metode ini bisa dikombinasikan dengan direct sales dimana produsen langsung menjual barangnya contohnya seperti Dell dan nulisbuku.com.
Synnex international adalah satu agen distribusi yang mendukung metode pull ini. Dimana Synnex lebih memilih mendistribusikan barang dalam jumlah kecil dengan berbagai macam varian untuk sebuah toko dibandingkan dengan jumlah besar. Mengapa begitu ? Jawabannya bisa dilihat pada slide berikut.
Metode Technology Push
Yang dimaksud dengan metode push adalah barang di stock di toko-toko dan modern supermarket dari pabrik. Metode ini biasa digunakan untuk semua produk-produk yang ada di carrefour, giant, lottemart, alfamart, indomaret dan toko-toko lainnya. Kelemahannya pihak produsen harus memikirkan inventory dan channel distribusi dengan baik.
Metode Market Pull
Sedangkan pada metode kedua, metode pull produsen baru akan memproduksi barang apabila ada pesanan. Metode ini bisa dikombinasikan dengan direct sales dimana produsen langsung menjual barangnya contohnya seperti Dell dan nulisbuku.com.
Synnex international adalah satu agen distribusi yang mendukung metode pull ini. Dimana Synnex lebih memilih mendistribusikan barang dalam jumlah kecil dengan berbagai macam varian untuk sebuah toko dibandingkan dengan jumlah besar. Mengapa begitu ? Jawabannya bisa dilihat pada slide berikut.
Apa yang membuat perusahaan bertahan (berkembang) dalam jangka waktu lama ?
Apakah yang membuat perusahaan bertahan (berkembang) dalam jangka waktu lama? Salah satu jawabannya adalah inovasi. Ada faktor lain yang mendukung juga yaitu strategi. Keduanya dapat menjadi sebuah hal yang tidak terpisahkan atau inovasi adalah bagian dari strategi perusahaan. Pada artikel ini kita akan menitik beratkan pembahasan mengenai inovasi.
Apabila kita ditanya mengenai inovasi, pikiran kita paling tidak tertuju pada inovasi produk. Padahal segi inovasi tidak hanya melulu masalah produk ada juga inovasi di sisi material dimana dengan inovasi ini harga pokok produksi (HPP) bisa diminalisir dan keuntungan naik, di sisi lain ada inovasi yang bisa kita lakukan di sisi operasi sehingga berimplikasi juga pada menurunnya harga pokok produksi. Inovasi bisa juga dilakukan di sisi marketing sehingga penjualan meningkat, dengan penjualan yang meningkat keuntungan perusahaan pun meningkat. Kesimpulannya inovasi perusahaan dapat dilakukan di semua bagian tidak hanya di sisi produk tetapi juga di sisi material, sisi operasi, marketing dan distribusi.
Inovasi Produk
Bagaimana strategi inovasi produk dilakukan? Kapan sebaiknya kita melakukan inovasi produk? Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa mengacu pada Product Life Cycle (PLC). Pada PLC terlihat bahwa sebuah produk memiliki siklus hidup layaknya seorang manusia yaitu pada masa "Introduction" masa-masa awal kemunculan produk, masa "Growth" masa-masa dimana customer mulai banyak, masa "Maturity" masa-masa perusahaan mendapatkan banyak keuntungan dan masa "Decline" masa inilah yang tepat untuk meluncurkan produk baru sehingga PLC akan berulang lagi.
Tetapi tidak semua perusahaan meluncurkan produk baru disaat "Decline" banyak juga perusahaan-perusahaan yang memunculkan inovasi produk baru disaat produk yang sebelumnya di masa "Maturity." Hal ini biasanya dilakukan oleh produk-produk teknologi. Contohnya perusahaan Apple : saat iPhone masih mengalami kejayaan Apple dengan berani mengeluarkan produk iPad.
Berikut beberapa PLC pattern yang umum di dunia bisnis.
So lakukan review pada produk perusahaan Anda jika "Decline" segera luncurkan produk baru yang inovatif. Next artikel kita akan membahas bagaimana strategi dapat membuat perusahaan tetap bertahan bahkan bertambah besar.
Apabila kita ditanya mengenai inovasi, pikiran kita paling tidak tertuju pada inovasi produk. Padahal segi inovasi tidak hanya melulu masalah produk ada juga inovasi di sisi material dimana dengan inovasi ini harga pokok produksi (HPP) bisa diminalisir dan keuntungan naik, di sisi lain ada inovasi yang bisa kita lakukan di sisi operasi sehingga berimplikasi juga pada menurunnya harga pokok produksi. Inovasi bisa juga dilakukan di sisi marketing sehingga penjualan meningkat, dengan penjualan yang meningkat keuntungan perusahaan pun meningkat. Kesimpulannya inovasi perusahaan dapat dilakukan di semua bagian tidak hanya di sisi produk tetapi juga di sisi material, sisi operasi, marketing dan distribusi.
Inovasi Produk
Bagaimana strategi inovasi produk dilakukan? Kapan sebaiknya kita melakukan inovasi produk? Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa mengacu pada Product Life Cycle (PLC). Pada PLC terlihat bahwa sebuah produk memiliki siklus hidup layaknya seorang manusia yaitu pada masa "Introduction" masa-masa awal kemunculan produk, masa "Growth" masa-masa dimana customer mulai banyak, masa "Maturity" masa-masa perusahaan mendapatkan banyak keuntungan dan masa "Decline" masa inilah yang tepat untuk meluncurkan produk baru sehingga PLC akan berulang lagi.
Tetapi tidak semua perusahaan meluncurkan produk baru disaat "Decline" banyak juga perusahaan-perusahaan yang memunculkan inovasi produk baru disaat produk yang sebelumnya di masa "Maturity." Hal ini biasanya dilakukan oleh produk-produk teknologi. Contohnya perusahaan Apple : saat iPhone masih mengalami kejayaan Apple dengan berani mengeluarkan produk iPad.
Berikut beberapa PLC pattern yang umum di dunia bisnis.
So lakukan review pada produk perusahaan Anda jika "Decline" segera luncurkan produk baru yang inovatif. Next artikel kita akan membahas bagaimana strategi dapat membuat perusahaan tetap bertahan bahkan bertambah besar.
Sabtu, 09 Juni 2012
Pentingnya Performance Measurement Untuk Kinerja Pengukuran Manajemen
Setelah hampir dua tahun perusahaan floatway berjalan kita sedang disibukkan dengan penyusunan bagaimana standar pengukuran untuk kinerja manajemen. Di perusahaan-perusahaan yang sudah mapan mereka selalu memonitor kinerja manajemen dengan standar tertentu, melakukan benchmarking dengan manajer-manajer lain yang melakukan kegiatan sejenis dan mengevealuasi apakah pengukuran kinerja manajemen sudah berjalan optimal dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Yang kami pahami adalah pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan adalah tidak cukup. Laporan keuangan adalah standar baku yang dapat dipahami oleh setiap orang di lingkungan luar perusahaan tapi di internal pengukuran berdasarkan laporan keuangan saja tidaklah cukup, harus ada pengukuran lain sebagai acuan dan memperlihatkan kinerja manajemen.
Sebagai salah satu contoh sebuah hotel bisa dikatakan untung berdasarkan laporan keuangannya tetapi apakah utilisasi kamarnya tinggi ? Apabila utilisasi kamarnya masih rendah berarti manajemen belum bekerja dengan baik. Di sisi lain bagaimana dengan pengolahan limbah hotel. Jika pengolahan limbah masih belum dilakukan secara baik berarti kinerja manajemen juga belum baik. Karena pada saat ini perusahaan selain dituntut untuk profit oriented juga environmental friendly.
Sama halnya juga dengan transportasi pesawat terbang dan telekomunikasi. Rute-rute yang sepi penumpangya frekuensi penerbangan di rute tersebut pun akan di review. Di telekomunikasi BTS yang menangani trafik rendah dan utilisasi kanal rendah kapasitasnya pun akan dikurangi, di-rebalancing ke BTS lain yang trafiknya tinggi dan utilisasi kanalnya tinggi.
Pertanyaannya bagaimana pengukuran kinerja pada perusahaan service yang kebanyakan layanannya bersifat intangible atau tidak kasat mata? Itulah sebabnya setiap perusahaan memiliki standar sendiri-sendiri untuk mengukur dan memonitor kinerja mereka, dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan. Sebagai contoh kebetulan penulis sebelumnya melakukan company visit ke Unilever. Unilever menggunakan Total Productive Maintenance (TPM) untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan. Saat itu unilever pun menjelaskan KPI (Key Performance Indicator) apa saja yang tercakup di TPM.
So semoga saja floatway menemukan cara-cara yang terbaik untuk mengukur kinerja manajemen.
Berikut salah satu case contoh dimana perusahaan global Nypro yang bergerak di bidang plastic molding merasa perlu untuk melakukan update dari laporan kinerja manajemen setelah lebih dari 30 tahun menggunakan format pengukuran yang sama.
Yang kami pahami adalah pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan adalah tidak cukup. Laporan keuangan adalah standar baku yang dapat dipahami oleh setiap orang di lingkungan luar perusahaan tapi di internal pengukuran berdasarkan laporan keuangan saja tidaklah cukup, harus ada pengukuran lain sebagai acuan dan memperlihatkan kinerja manajemen.
What cannot be defined, cannot be measured; what cannot be measured cannot be improved, and what cannot be improved will eventually deteriorate.
Sebagai salah satu contoh sebuah hotel bisa dikatakan untung berdasarkan laporan keuangannya tetapi apakah utilisasi kamarnya tinggi ? Apabila utilisasi kamarnya masih rendah berarti manajemen belum bekerja dengan baik. Di sisi lain bagaimana dengan pengolahan limbah hotel. Jika pengolahan limbah masih belum dilakukan secara baik berarti kinerja manajemen juga belum baik. Karena pada saat ini perusahaan selain dituntut untuk profit oriented juga environmental friendly.
Sama halnya juga dengan transportasi pesawat terbang dan telekomunikasi. Rute-rute yang sepi penumpangya frekuensi penerbangan di rute tersebut pun akan di review. Di telekomunikasi BTS yang menangani trafik rendah dan utilisasi kanal rendah kapasitasnya pun akan dikurangi, di-rebalancing ke BTS lain yang trafiknya tinggi dan utilisasi kanalnya tinggi.
Pertanyaannya bagaimana pengukuran kinerja pada perusahaan service yang kebanyakan layanannya bersifat intangible atau tidak kasat mata? Itulah sebabnya setiap perusahaan memiliki standar sendiri-sendiri untuk mengukur dan memonitor kinerja mereka, dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan. Sebagai contoh kebetulan penulis sebelumnya melakukan company visit ke Unilever. Unilever menggunakan Total Productive Maintenance (TPM) untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan. Saat itu unilever pun menjelaskan KPI (Key Performance Indicator) apa saja yang tercakup di TPM.
So semoga saja floatway menemukan cara-cara yang terbaik untuk mengukur kinerja manajemen.
Berikut salah satu case contoh dimana perusahaan global Nypro yang bergerak di bidang plastic molding merasa perlu untuk melakukan update dari laporan kinerja manajemen setelah lebih dari 30 tahun menggunakan format pengukuran yang sama.
Warren Buffet's Investment Philosophy
We know Warren Buffet as one of richest people in the world. Slideshow below show milestone of Buffet's investment, his businesses portofolio and his philosophy on investement.
Selasa, 22 Mei 2012
A review and analysis of Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model
RESUME JURNAL
1. Operasional. Kategori ini difokuskan pada operasional harian pabrik atau pusat distribusi untuk memastikan kebutuhan customer terpenuhi. Contoh :
Menurut survey yang dilakukan oleh Samuel H Huan, Sunil K. Sheoran dan Ge Wang banyak sekali analisis dan model yang disampaikan untuk melakukan desain, menangani operasional Supply Chain tetapi mode yang paling menjanjikan adalah model SCOR (Supply Chain Operation Reference) yang dikembangkan oleh SCC (Supply Chain Council).
Mempertimbangkan best practice
di dunia industri. SCOR model yang dipublikasikan tahun1996 ini masih jauh dari
sempurna untuk dapat diterima sebagai standar industri.
SCOR (Supply Chain Operations Reference Model) merupakan suatu referensi model yang digunakan untuk mengukur kinerja dari Supply Chain. SCOR dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC) yakni suatu lembaga nonprofit yang didirikan pada tahun 1996 dan diprakarsai oleh beberapa organisasi/perusahaan seperti Bayer, Compaq, Procter and Gamble, Lockheed Martin, Nortel, Rockwell Semiconductor, Texas Instruments, 3M, Cargill, Pittiglio, Rabin, Todd, & McGrath (PRTM), dan AMR (Advance Manufacturing Research). Pada awal berdirinya council ini memiliki anggota sebanyak 69 perusahaan, namun saat ini anggotanya telah mencapai 1000 perusahaan.
Rock-It Cargo
Apapun musik kesukaan Anda dari Mozart sampai Lady Gaga dan Eminem, pada saat konser live pasti terdapat andil dari Rock-It Cargo dibalik meriahnya konser. Rock-It Cargo mengkhususkan diri pada cargo untuk konser band-band ternama mulai dari panggung, light show, peralatan dan juga merchandise.
1. Samuel H. Huan, Sunil K. Sheoran and Ge Wang "A review and analysis of supply chain operations reference (SCOR) model," Supply Chain Management : An International Journal Volume 9 – Number 1, Emerald Group Publishing Limited, 2004.
2. http://supply-chain.org/scor
3. Short Case : Rock-It Cargo
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hierarchy_Process
Supply Chain
Management
Konsep Supply
Chain Management (SCM) sudah ada sebelum tahun 1960. Banyak studi tentang
hal ini pada tahun 1980-an. Dan bermunculan publikasi riset sejak 1990-an.
Riset SCM diklasifikasikan menjadi 3 kategori :
- Inventory Management (Cachon and Zipkin, 1997)
- Production, Planning and Scheduling (Lederer Andi Li, 1997)
- Deterministic Analytical Models (Cohen and Lee, 1989)
- Stochastic Analytical Models (Lee et al, 1994)
- Economic Models (Christy and Grout, 1994)
- Simulation Models (Ta will, 1991)
Menurut survey yang dilakukan oleh Samuel H Huan, Sunil K. Sheoran dan Ge Wang banyak sekali analisis dan model yang disampaikan untuk melakukan desain, menangani operasional Supply Chain tetapi mode yang paling menjanjikan adalah model SCOR (Supply Chain Operation Reference) yang dikembangkan oleh SCC (Supply Chain Council).
SCOR Model
SCOR model yang dipublikasikan tahun 1999 mengintegrasikan proses
re-engineering, benchmarking dan proses pengukuran. SCOR model terdiri atas :
- Deskripsi standar
- Hubungan antara deskripsi standar
- Standar metrik untuk mengukur performansi
- Praktik manajemen terbaik
- Software untuk mendukung proses manajemen
Berikut gambar ilustrasi dari SCOR Model yang dikembangkan oleh SCC
Gambar 1. Ilustrasi SCOR Model oleh SCC
|
SCOR model terdiri dari 3 level detil proses. Level 1 adalah top level dan berhubungan dengan tipe
proses. Level 2 adalah level konfigurasi
dan berhubungan dengan kategori proses. Level 3 adalah elemen proses dan level terendah dalam SCOR model.
SCOR model direpresentasikan dengan 12 performance matriks (Tabel 1) yang memperlihatkan hubungan
antara level 2 (kategori proses) dan level 3 (elemen proses). Dan matriks
tersebut sebagai support data ke 12 performansi matriks level 1 (Tabel 2).
Tabel 1. SCOR Model configuration
toolkit
Tabel 2. SCOR model matriks
performansi level 1 dan level 2
Analysis
Tujuan dari SCOR Model adalah untuk meningkatkan
hubungan antara kebutuhan pasar dan strategi respon cepat di sisi supply chain.
Riset dan strategi perusahaan biasanya menggunakan bahasa yang berbeda antara
kebutuhan pasar dan aktivitas supply chain. Kelebihan dari SCOR model adalah memfasilitasi
komunikasi yang lebih baik antara kedua aktivitas tersebut.
Change
Management
Sama seperti manusia yang berubah dan beradaptasi di situasi yang
berbeda-beda begitu juga perusahaan dan pasar. Faktor utama yang mendorong
perubahan adalah berkembang pesatnya teknologi terutama teknologi informasi.
Isu utama yang harus diatasi adalah change
management berdasarkan analisis pasar. Salah satunya yang mempengaruhi
adalah struktur dan kondisi pasar. Membangun keintiman dengan customer adalah
kesuksesan bagi sebuah perusahaan. Cara yang paling efektif untuk membangun
hubungan dengan customer adalah dengan memahami perilaku dari customer dan
membangun desain supply chain yang dapat
dikustomisasikan sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap customer.
Isu kedua adalah untuk menangani sinkronisasi dalam pengintegrasian.
Diketahui saat ini pasar berubah dengan dinamis, dan perusahaan yang sukses
tidak bisa bersaing sebagai individu tersendiri. Kadang dibutuhkan jaringan dan
partner untuk bisa terus memenangkan pasar. Sudah sangat wajar apabila
perusahaan mengindentifikasi partner yang potensial dan membangun jaringan
informasi dan komunikasi yang baik dengan partner tersebut.
Isu ketiga adalah penggunaan modeling tools untuk men-support keputusan change management. Modelling tools
adalah sebuah software yang menghasilkan output desain supply chain terbaik
bagi sebuah perusahaan berdasarkan pasar yang dinamis disertai dengan impactnya
terhadap skenario bisnis, ongkos produksi dan operasi.
Optimalisasi
Jaringan Menggunakan SCOR Matriks
Network Modelling menggunakan teknik optimalisasi untuk menghasilkan
solusi yang paling optimal. Masalahnya disini menggunakan SCOR 12 performance
matrik belum bisa menjadi masukan objek pengukuran yang dibutuhkan oleh network
modelling tools. Terdapat metode lain yang dinamakan AHP (Analytical Hierarchy
Process) yang diajukan oleh Saaty (1980). Berikut poin-poin yang diikuti dalam
AHP :
1. Problem decomposition and hierarchy construction. Terdapat 3 level pada bagian ini yaitu :
- Top level : The Overall Objective – Overall Supply Chain Efficiency
- Criteria (SCOR Model) : Delivery Reliability, Flexibility and Responsiveness, Cost dan Asset
- Sub Criteria : 12 SCOR performance metrics
2. Determine alternatives. Beberapa supplier dimasukkan ke dalam hierarki di bagian paling bawah.
3. Pair-wise comparison. Menentukan ke-urgent-an dari setiap elemen pada setiap level.
4. Weight calculation. Metode normalisasi matematika digunakan untuk mengkalkulasi bobot prioritas pada setiap level.
5. Consistency check.
6. Hierarchical synthesis. Pengintegrasian bobot prioritas pada setiap level hierarki untuk mengevaluasi berbagai alternatif.
7. Determine priority for all alternatives. Alternatif dengan bobot tertinggi dipilih.
3. Pair-wise comparison. Menentukan ke-urgent-an dari setiap elemen pada setiap level.
4. Weight calculation. Metode normalisasi matematika digunakan untuk mengkalkulasi bobot prioritas pada setiap level.
5. Consistency check.
6. Hierarchical synthesis. Pengintegrasian bobot prioritas pada setiap level hierarki untuk mengevaluasi berbagai alternatif.
7. Determine priority for all alternatives. Alternatif dengan bobot tertinggi dipilih.
AHP sebenarnya merefleksikan bagaimana orang-orang bertindak dan
berpikir. Dengan modelling ini dapat mempermudah seorang pengambil keputusan untuk
melakukan supply chain yang paling efisien.
Gambar 2. Optimalisasi jaringan
menggunakan AHP dan SCOR matriks
|
Analytical
Hierarchy Process Pro dan Kontra
1980 : AHP dikemukakan oleh Saaty.
1984 : Belton dan Gear memperdebatkan
bahwa AHP tidak sesuai dengan teori dasar di perusahaan dan pendekatan
axiomatic dibandingkan MAUT (Multi-attribute utility theory).
1984 : Belton dan Gear mengkritisi
bahwa penambahan dan pengurangan alternatif dapat menjadikan rank reversal di
AHP.
1986 : Saaty membuktikan bahwa AHP
sesuai dengan teori axiomatic.
1987 : Harker dan Vargas menyatakan
bahwa rank reversal tidak terjadi di AHP.
1990 : Dyer mempertanyakan
validitas dari teori axiomatic Saaty.
1990 : Saaty bersama dengan Harker
dan Vargas mempertahankan bahwa teori axiomaticnya berbeda dengan teori utility
tradisional.
Belum terdapat kesimpulan sampai saat ini tentang siapa yang benar dalam
perdebatan ini.
ARTIKEL
PENDUKUNG
Tentang SCC
Tentang
Analytical Hierarchy Process
AHP adalah salah satu
teknik untuk pengambilan keputusan yang kompleks berdasarkan matematika dan
psikologi. AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970 dan menjadi
bahan penelitian ilmiah semenjak tahun itu. AHP banyak digunakan pada
keputusan-keputusan strategis seperti pemerintahan, bisnis, industri, kesehatan
dan pendidikan.
AHP tidak menentukan
keputusan mana yang paling benar tetapi mencari keputusan yang paling baik
untuk mencapai tujuan dan mengatasi problem.
Paling tidak terdapat 900
tulisan tentang AHP yang dipublikasikan di China dan paling tidak terdapat satu
jurnal yang dikhususkan untuk beasiswa yang membahas masalah AHP. Pada tahun
2009 International Symposium on the
Analytic Hierarchy Process (ISAHP) mengadakan internasional symposium dan
28 negara mempresentasikan hasil peneltian ilmiahnya.
STUDI KASUS
Rock-It Cargo
Apapun musik kesukaan Anda dari Mozart sampai Lady Gaga dan Eminem, pada saat konser live pasti terdapat andil dari Rock-It Cargo dibalik meriahnya konser. Rock-It Cargo mengkhususkan diri pada cargo untuk konser band-band ternama mulai dari panggung, light show, peralatan dan juga merchandise.
Pada tahun 1974, David Bernstein mandapat telepon dari kakaknya, seorang
fotografer untuk tur musik Crosby, Stills, Nash and Young. Perusahaan logistik
yang sebelumnya sudah ada membatalkan kontrak dan meninggalkan band begitu
saja. Secepatnya David menyewa truk dari pamannya dan membantu perpindahan grup
populer tersebut dari Chicago ke London.
Bernstein pada awalnya memulai bisnis dari asrama mahasiswanya, dia
memiliki pekerja-pekerja dari mahasiswa yang mau dibayar murah untuk menangani
peralatan dari bintang-bintang rock. Bisnisnya bertambah besar dan layanan yang
tepat waktu menjadi ciri khas Rock-It Cargo.
Organizer konser tidak perlu khawatir untuk pengembalian tiket karena
panggung dll tidak datang tepat waktu. Reputasinya kemudian berkembang ke
industri televisi, olah-raga dan industri-industri lain yang membutuhkan
jaminan on-time.
Selain tepat waktu, kualitas penanganan barang juga menentukan dalam
industri cargo. Kadang alat-alat yang diangkut mudah rusak dan mahal sehingga
memerlukan penanganan khusus. Kadang dalam konser berjalan dari kota ke kota
dari negara ke negara dan berjeda satu hari sehingga keterlambatan satu hari
tidak dapat ditolerir.
Artis yang pernah ditanganinya antara lain : Cher, Madonna, 50 Cent,
Nine Inch Nails, Beastie Boys, Destiny's Child, Dave Mathews Band, The Dixie
Chicks, Paul McCartney, Kenny Chesney, Lenny Kravitz, Kid Rock dan kebanyakan
grup Rock lainnya (customer list dapat dilihat di www.rockitcargo.com). Di
tahun 2003 Rock-It Cargo menangani logistik untuk 18 dari 20 konser besar di
dunia.
Metode Rock-It cargo sangat sederhana : mereka memindahkan semua
barang-barang logistik dalam satu shipment untuk mengurangi error. Mereka juga
bekerja sama dengan agency dan departemen-departemen penting di seluruh dunia
untuk mengurusi dokumen dan surat-menyurat. Salah satunya dengan ATA Carnets.
Dengan Carnets memungkinkan gitar diimpor untuk penggunaan sementara. Sedangkan
tanpa menggunakan Carnet mereka harus membayar pajak impor dan ekspor untuk
sebuah gitar yang dipakai dalam band.
Rock-It cargo sangat membantu customer untuk menghindari delay, jadi
apapun band musik yang Anda senangi Rock-It Cargo logistiknya.
KESIMPULAN
SCOR (Supply Chain Operation Reference) yang
dikembangkan oleh SCC (Supply Chain
Council) adalah bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara kebutuhan pasar dan strategi respon
cepat di sisi supply chain. Kelebihan dari SCOR model adalah memfasilitasi
komunikasi yang lebih baik antara kedua aktivitas tersebut.
SCOR menggunakan 12 performance matrik belum bisa menjadi masukan objek
pengukuran yang dibutuhkan oleh network modelling tools. Terdapat metode lain
yang dinamakan AHP (Analytical Hierarchy
Process) yang diajukan oleh Saaty (1980) yang apabila dikombinasikan dengan
SCOR akan menghasilkan masukan objek pengukuran yang dibutuhkan.
AHP sebenarnya merefleksikan bagaimana orang-orang bertindak dan
berpikir. Dengan modelling ini dapat mempermudah seorang pengambil keputusan
untuk melakukan supply chain yang paling efisien.
REFERENSI
1. Samuel H. Huan, Sunil K. Sheoran and Ge Wang "A review and analysis of supply chain operations reference (SCOR) model," Supply Chain Management : An International Journal Volume 9 – Number 1, Emerald Group Publishing Limited, 2004.
2. http://supply-chain.org/scor
3. Short Case : Rock-It Cargo
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hierarchy_Process
Senin, 16 April 2012
10 Video Most Viewed Youtube (Kejar Target 100.000 View di indonesiabelajar)
Sudah membaca tulisan saya tentang Kampus dan Produk Lokal ? Di artikel tersebut dijelaskan bagaimana perusahaan-perusahaan di luar negeri menjadi studi kasus di kampus-kampus manajemen di Indonesia. Dan juga secara tidak langsung membentuk brand awarness kita pada produk-produk luar negeri tersebut. Sayangnya tidak banyak perusahaan lokal Indonesia yang menjadi studi kasus di kampus-kampus luar negeri. Ini adalah tentang strategi marketing yang baik dan terencana.
Kembali ke judul artikel apa hubungannya antara Most Viewed Youtube dengan paragraf sebelumnya ? Youtube adalah situs gratis yang bisa diakses dimana saja, ada model bisnis tersendiri yang membuat Youtube tetap dapat memberikan layanannya secara gratis. Artis-artis luar negeri dilihat video klipnya sampai puluhan juta viewer secara gratis. Tetapi sekali berkunjung ke Indonesia tiketnya bisa mencapai jutaan per orangnya. Dan artis tersebut pun hanya konser di Jakarta saja. Ternyata Youtube pun sangat mendorong industri musik dan orang-orang luar negeri dapat memanfaatkannya dengan sangat baik. Saya kira dunia industri dan hiburan maju secara bersamaan, contoh yang paling baik adalah dari Amerika.
Kemaren malam teman saya komplain kepada saya bagaimana seharusnya mereka sekolah master memandang kehidupan sehari-hari dari sudut pandang S2, sebagai contoh teman saya sangat suka nonton pertandingan bola dari liga-liga eropa dan mengungkapkan bahwa bola adalah suatu industri, Suatu klub dipimpin oleh seorang manajer, setiap manajer dianggarkan dengan jumlah tertentu. Manajer berhak merekrut pemain yang memiliki potensi, melatihnya menjadi pemain super kemudian menjualnya ke klub lain. Para klub-klub tersebut mendapat pemasukan dari tiket penonton, iklan di baju dan di lapangan, penjualan pernak-pernik klub dan hak lisensi siaran di seluruh dunia. Kita sebagai penonton ya asik-asik saja, padahal dibaliknya adalah industri besar.
Terus mana videonya ? Baiklah berikut 10 Video Most Viewed in Youtube. Sampai bulan Maret 2012. Chart ini dapat berubah sewaktu-waktu. Selamat Menikmati :)
1. Justin Bieber - Baby ft. Ludacris; 712,600,789 views
2. Jennifer Lopez - On The Floor ft. Pitbull; 501,192,531 views
3. Shakira - Waka Waka(This Time for Africa); 451,603,556 views
4. Lady Gaga - Bad Romance; 451,120,167 views
5. Eminem - Love The Way You Lie ft. Rihanna; 437,947,726 views
6. Charlie bit my finger - again !; 426,305,215 views
7. LMFAO - Party Rock Anthem ft. Lauren Bennett, GoonRock; 390,873,446 views
8. Eminem - Not Afraid; 321,474,885 views
9. Justin Bieber - Never Say Never ft. Jaden Smith; 304,062,562 views
10. Justin Bieber - One Time; 287,071,749 views
Kembali ke judul artikel apa hubungannya antara Most Viewed Youtube dengan paragraf sebelumnya ? Youtube adalah situs gratis yang bisa diakses dimana saja, ada model bisnis tersendiri yang membuat Youtube tetap dapat memberikan layanannya secara gratis. Artis-artis luar negeri dilihat video klipnya sampai puluhan juta viewer secara gratis. Tetapi sekali berkunjung ke Indonesia tiketnya bisa mencapai jutaan per orangnya. Dan artis tersebut pun hanya konser di Jakarta saja. Ternyata Youtube pun sangat mendorong industri musik dan orang-orang luar negeri dapat memanfaatkannya dengan sangat baik. Saya kira dunia industri dan hiburan maju secara bersamaan, contoh yang paling baik adalah dari Amerika.
Kemaren malam teman saya komplain kepada saya bagaimana seharusnya mereka sekolah master memandang kehidupan sehari-hari dari sudut pandang S2, sebagai contoh teman saya sangat suka nonton pertandingan bola dari liga-liga eropa dan mengungkapkan bahwa bola adalah suatu industri, Suatu klub dipimpin oleh seorang manajer, setiap manajer dianggarkan dengan jumlah tertentu. Manajer berhak merekrut pemain yang memiliki potensi, melatihnya menjadi pemain super kemudian menjualnya ke klub lain. Para klub-klub tersebut mendapat pemasukan dari tiket penonton, iklan di baju dan di lapangan, penjualan pernak-pernik klub dan hak lisensi siaran di seluruh dunia. Kita sebagai penonton ya asik-asik saja, padahal dibaliknya adalah industri besar.
Terus mana videonya ? Baiklah berikut 10 Video Most Viewed in Youtube. Sampai bulan Maret 2012. Chart ini dapat berubah sewaktu-waktu. Selamat Menikmati :)
3. Shakira - Waka Waka(This Time for Africa); 451,603,556 views
4. Lady Gaga - Bad Romance; 451,120,167 views
5. Eminem - Love The Way You Lie ft. Rihanna; 437,947,726 views
6. Charlie bit my finger - again !; 426,305,215 views
7. LMFAO - Party Rock Anthem ft. Lauren Bennett, GoonRock; 390,873,446 views
8. Eminem - Not Afraid; 321,474,885 views
10. Justin Bieber - One Time; 287,071,749 views
Finance Engineering for Entrepreneur
Bagi seorang pemimpin perusahaan kemampuan bisa membaca dan menganalisa laporan keuangan sangat diwajibkan. Begitu juga bagi seorang entrepreneur. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan seorang entrepreneur dapat menentukan kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk dapat terus memperoleh laba dan berkembang. Secara garis besar berikut Scope Of Work dari seseorang manajer keuangan suatu perusahaan.
Seorang manajer keuangan harus dapat mengalokasikan pendanaan untuk biaya operasional perusahaan. Bagaimana kalau dana perusahaan tidak mencukupi ? Disinilah saatnya sebuah perusahaan membutuhkan bantuan dana dari luar organisasi perusahaan. Bank adalah salah satu lembaga pendanaan yang paling sering digunakan. Bank berfungsi sebagai perantara keuangan antara nasabah yang surplus dana dan perusahaan yang defisit dana.
Meskipun bunga kredit Bank lebih besar daripada bunga kredit apabila kita bertemu seorang dengan investor ada beberapa kelebihan apabila kita menggunakan kredit dari bank antara lain dengan Bank dapat menjembatani asimetri informasi antara manajer perusahaan dengan pemilik modal (dana). Atau dengan kata lain bank sudah berpengalaman dalam memilah-milah perusahaan mana yang layak mendapatkan kredit dan yang tidak. Ini segi positif dari si pemilik dana, bagi perusahaan memiliki kredit di bank bagaikan portofolio bagi perusahaan apabila pembayaran kredit lancar maka perusahaan juga diberikan kesempatan untuk memperoleh kredit yang lebih besar dengan kata lain modal kerja perusahaan pun akan semakin membesar.
Selain dari Bank adakah pembiayaan lain ? Tentu saja. Salah satunya adalah dengan go public atau menjual saham ke masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah IPO (Initial Public Offering). Pada saat melakukan proses IPO perusahaan dibantu oleh Underwritter untuk menjual sahamnya. Ada 2 kontrak yang disepakati oleh perusahaan dan Underwritter pertama adalah Full Commitment dimana Underwritter secara penuh bertanggung jawab atas terjualnya seluruh saham, dan Best Efforts dimana Underwritter tidak bertanggung jawab secara penuh. Tentu saja persyaratan yang sangat komplek untuk menjadi perusahaan go public. Dan tidak semua perusahaan yang melakukan IPO sukses menjual saham dengan harga yang diinginkan.
Sekian dulu sharing mengenai pengetahuan finance yang harus diketahui oleh seorang entrepreneur. Akan disambung lagi dengan materi finance yang lain.
Seorang manajer keuangan harus dapat mengalokasikan pendanaan untuk biaya operasional perusahaan. Bagaimana kalau dana perusahaan tidak mencukupi ? Disinilah saatnya sebuah perusahaan membutuhkan bantuan dana dari luar organisasi perusahaan. Bank adalah salah satu lembaga pendanaan yang paling sering digunakan. Bank berfungsi sebagai perantara keuangan antara nasabah yang surplus dana dan perusahaan yang defisit dana.
Meskipun bunga kredit Bank lebih besar daripada bunga kredit apabila kita bertemu seorang dengan investor ada beberapa kelebihan apabila kita menggunakan kredit dari bank antara lain dengan Bank dapat menjembatani asimetri informasi antara manajer perusahaan dengan pemilik modal (dana). Atau dengan kata lain bank sudah berpengalaman dalam memilah-milah perusahaan mana yang layak mendapatkan kredit dan yang tidak. Ini segi positif dari si pemilik dana, bagi perusahaan memiliki kredit di bank bagaikan portofolio bagi perusahaan apabila pembayaran kredit lancar maka perusahaan juga diberikan kesempatan untuk memperoleh kredit yang lebih besar dengan kata lain modal kerja perusahaan pun akan semakin membesar.
Selain dari Bank adakah pembiayaan lain ? Tentu saja. Salah satunya adalah dengan go public atau menjual saham ke masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah IPO (Initial Public Offering). Pada saat melakukan proses IPO perusahaan dibantu oleh Underwritter untuk menjual sahamnya. Ada 2 kontrak yang disepakati oleh perusahaan dan Underwritter pertama adalah Full Commitment dimana Underwritter secara penuh bertanggung jawab atas terjualnya seluruh saham, dan Best Efforts dimana Underwritter tidak bertanggung jawab secara penuh. Tentu saja persyaratan yang sangat komplek untuk menjadi perusahaan go public. Dan tidak semua perusahaan yang melakukan IPO sukses menjual saham dengan harga yang diinginkan.
Sekian dulu sharing mengenai pengetahuan finance yang harus diketahui oleh seorang entrepreneur. Akan disambung lagi dengan materi finance yang lain.
Minggu, 15 April 2012
IT's Direct Selling
Pada kuliah Introduction to Bussines kelompok saya mendapat tugas untuk membahas tentang Direct Selling khususnya pada perusahaan kosmetik. Direct Selling adalah pemasaran dan penjualan produk, langsung kepada konsumen dan tidak dilakukan melalui lokasi retail. Yang dimaksud dengan retail disini adalah seperti toko kelontong, Alfamart, Indomart dan Modern Wholesale seperti Carrefour.
Pada awalnya saya tidak mengerti apa kelebihan dari Direct Selling dibandingkan dengan produk-produk yang dijual secara retail. Pada kuliah Operational Management baru dijelaskan bahwa distribusi biasa dapat menimbulkan masalah tersendiri dimana perusahaan harus melakukan manjemen dalam persediaan barang. Persediaan barang yang terlalu banyak di gudang tidak baik bagi keuangan perusahaan dimana seharusnya produk yang tersimpan tersebut seharusnya terus berputar menjadi pemasukan bagi perusahaan.
Permainan pihak distributor pun menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang menjual produk-porduk yang cepat kadaluarsa seperti makanan, minuman dan obat-obatan penyimpanan terlalu lama dapat menyebabkan produk tersebut menjadi kadaluarsa sebelum sampai ke tangan customer. Untuk barang-barang elektronik seperti komputer, handphone, laptop produk ini memang tidak memiliki kadaluarsa tetapi inovasi barang-barang elektronik berkembang secara pesat. Sehingga produk yang 3 bulan tidak laku akan tergantikan dengan produk yang lebih baru dan terpaksa di retur ke perusahaan.
Penjualan secara Direct Selling dipilih oleh beberapa perusahaan untuk meminimalkan masalah inventori ini dan juga dengan adanya teknologi internet saat ini. Berikut beberapa perusahaan yang melakukan Direct Selling dengan menggunakan teknologi IT.
1. Dell
Michael Dell yang saat itu sedang berkuliah di University of Texas, Austin pada tahun 1984 mendirikan sebuah perusahaan PC's Limited dengan modal awal $1000. Perusahaan yang pada awalnya dijalankan di sebuah kamar asrama di Dobie Center, mempunyai tujuan awal sebagai penjual komputer IBM-compatible yang dirakit dari komponen-komponen yang telah disediakan. Michael Dell menjalani bisnisnya dengan keyakinan bahwa menjual komputer secara langsung ke konsumen dapat membantu PC's Limited lebih memahami kebutuhan konsumen dan mampu memberikan solusi efektif atas kebutuhan tersebut. Pada tahun 1989, estimasi nilai bisnis perusahaan naik dari $30 juta menjadi $80 juta yang berasal dari penawaran saham publik awal (initial public offering atau IPO) sebanyak 3,5 juta lembar saham dengan harga $8,50 per lembarnya. Kemudian pada tahun 1988 perusahaan berubah nama menjadi "Dell Computer Corporation." Pada tahun 1996, Dell mulai menjual produk melalui internet. Berikut video bagaimana komputer Dell dipesan dari website, dirakit, diinstal software, dilakukan test, di-packing kemudian dikirimkan ke customer.
2. Amazon.com
Amazon.com didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1994 dan online di internet pada tahun 1995. Nama Amazon diambil dari nama sungai terbesar di dunia. Pada awalnya Amazon hanya menjual buku secara online, akhir-akhir ini amazon melakukan diversifikasi produk dengan menjual DVD, CD, MP3, Software, Video Games, Produk Elektronik, pakaian, furnitur, makanan, mainan juga perhiasan. Bahkan dengan "Fulfillment by Amazon" kita dapat menjual produk kita di Amazon. Berikut video mengenai bagaimana proses produk kita dapat dijual melalui Amazon.
3. Nulisbuku.com
Nulisbuku.com adalah layanan self publishing berbasis Print On Demand yang memungkinkan semua penulis bisa mempublikasikan karyanya, dalam genre apapun. Ide nulisbuku hadir dari kelemahan sistem penerbitan konvensional yang memiliki target penjualan tinggi membuat para penulis pemula sulit bersaing dengan para penulis best seller yang telah terjamin pangsa pasarnya. "Publish Your Dream" adalah slogan dari nulisbuku bagi mereka yang memiliki impian menerbitkan buku.
Kesuksesan Nulisbuku.com tak lepas dari kerja tim yang solid dari empat orang pendirinya, yakni Briliant Yotenega (Ega), Aulia Halimatussadiah, Oka Pratama, dan Angelina Anthony. Nulisbuku.com yang memenangkan SparxUp Award 2010 kategori Best e-commerce.
Untuk penjualan buku untuk nulisbuku-pun dilakukan secara online yaitu melalui media internet dan tidak tersedia di toko buku Gramedia dll. Dengan konsep seperti ini biaya distribusi dapat dipangkas menjadi nol rupiah ungkap Ega. Berikut video interview tim nulisbuku.com oleh TVOne.
Jadi apakah Anda tertarik untuk melakukan bisnis Direct Selling ?
Pada awalnya saya tidak mengerti apa kelebihan dari Direct Selling dibandingkan dengan produk-produk yang dijual secara retail. Pada kuliah Operational Management baru dijelaskan bahwa distribusi biasa dapat menimbulkan masalah tersendiri dimana perusahaan harus melakukan manjemen dalam persediaan barang. Persediaan barang yang terlalu banyak di gudang tidak baik bagi keuangan perusahaan dimana seharusnya produk yang tersimpan tersebut seharusnya terus berputar menjadi pemasukan bagi perusahaan.
Permainan pihak distributor pun menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang menjual produk-porduk yang cepat kadaluarsa seperti makanan, minuman dan obat-obatan penyimpanan terlalu lama dapat menyebabkan produk tersebut menjadi kadaluarsa sebelum sampai ke tangan customer. Untuk barang-barang elektronik seperti komputer, handphone, laptop produk ini memang tidak memiliki kadaluarsa tetapi inovasi barang-barang elektronik berkembang secara pesat. Sehingga produk yang 3 bulan tidak laku akan tergantikan dengan produk yang lebih baru dan terpaksa di retur ke perusahaan.
Penjualan secara Direct Selling dipilih oleh beberapa perusahaan untuk meminimalkan masalah inventori ini dan juga dengan adanya teknologi internet saat ini. Berikut beberapa perusahaan yang melakukan Direct Selling dengan menggunakan teknologi IT.
1. Dell
Michael Dell yang saat itu sedang berkuliah di University of Texas, Austin pada tahun 1984 mendirikan sebuah perusahaan PC's Limited dengan modal awal $1000. Perusahaan yang pada awalnya dijalankan di sebuah kamar asrama di Dobie Center, mempunyai tujuan awal sebagai penjual komputer IBM-compatible yang dirakit dari komponen-komponen yang telah disediakan. Michael Dell menjalani bisnisnya dengan keyakinan bahwa menjual komputer secara langsung ke konsumen dapat membantu PC's Limited lebih memahami kebutuhan konsumen dan mampu memberikan solusi efektif atas kebutuhan tersebut. Pada tahun 1989, estimasi nilai bisnis perusahaan naik dari $30 juta menjadi $80 juta yang berasal dari penawaran saham publik awal (initial public offering atau IPO) sebanyak 3,5 juta lembar saham dengan harga $8,50 per lembarnya. Kemudian pada tahun 1988 perusahaan berubah nama menjadi "Dell Computer Corporation." Pada tahun 1996, Dell mulai menjual produk melalui internet. Berikut video bagaimana komputer Dell dipesan dari website, dirakit, diinstal software, dilakukan test, di-packing kemudian dikirimkan ke customer.
2. Amazon.com
Amazon.com didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1994 dan online di internet pada tahun 1995. Nama Amazon diambil dari nama sungai terbesar di dunia. Pada awalnya Amazon hanya menjual buku secara online, akhir-akhir ini amazon melakukan diversifikasi produk dengan menjual DVD, CD, MP3, Software, Video Games, Produk Elektronik, pakaian, furnitur, makanan, mainan juga perhiasan. Bahkan dengan "Fulfillment by Amazon" kita dapat menjual produk kita di Amazon. Berikut video mengenai bagaimana proses produk kita dapat dijual melalui Amazon.
3. Nulisbuku.com
Nulisbuku.com adalah layanan self publishing berbasis Print On Demand yang memungkinkan semua penulis bisa mempublikasikan karyanya, dalam genre apapun. Ide nulisbuku hadir dari kelemahan sistem penerbitan konvensional yang memiliki target penjualan tinggi membuat para penulis pemula sulit bersaing dengan para penulis best seller yang telah terjamin pangsa pasarnya. "Publish Your Dream" adalah slogan dari nulisbuku bagi mereka yang memiliki impian menerbitkan buku.
Kesuksesan Nulisbuku.com tak lepas dari kerja tim yang solid dari empat orang pendirinya, yakni Briliant Yotenega (Ega), Aulia Halimatussadiah, Oka Pratama, dan Angelina Anthony. Nulisbuku.com yang memenangkan SparxUp Award 2010 kategori Best e-commerce.
Untuk penjualan buku untuk nulisbuku-pun dilakukan secara online yaitu melalui media internet dan tidak tersedia di toko buku Gramedia dll. Dengan konsep seperti ini biaya distribusi dapat dipangkas menjadi nol rupiah ungkap Ega. Berikut video interview tim nulisbuku.com oleh TVOne.
Jadi apakah Anda tertarik untuk melakukan bisnis Direct Selling ?
Rabu, 28 Maret 2012
Link and Match Perguruan Tinggi dan Perusahaan (Technopreneur 2.0)
Buku tentang Technopreneur sudah terbit 2 tahun yang lalu. Memang belum terlihat efek-efek nyata bahwa hasil riset dari Universitas dapat dikemas menjadi produk yang nyata (Link and Match Perguruan Tinggi dan Perusahaan). Tetapi saya tetap bersyukur, saat penulisan buku ini saya belum benar-benar terjun di entrepreneur. Setelah mengalami sendiri memang banyak hal-hal yang perlu dipelajari dan terus dikembangkan. Terima kasih juga untuk StartupLokal yang telah memberikan kesempatan saya untuk berbicara mengenai Technopreneur. Respon dari hadirin yang datang sangat bagus. Tetapi ada perang batin dalam diri saya bahwa ada sesuatu GOAL yang belum tercapai. Yaitu Link and Match tadi.
Saya pernah bertanya kepada dosen saya Bapak Adi dalam kelas Operational Management bagaimana kondisi Link and Match antara perguruan tinggi dan perusahaan saat ini. Memang hal ini pernah diungkapkan di masa lalu oleh Prof. Wardiman Djojonegoro, Mantan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Sudah diwajibkan di beberapa universitas untuk melakukan Kerja Praktek dan Magang di perusahaan tertentu agar mahasiswa semasa kelulusannya dapat diserap baik oleh perusahaan dan memiliki kompetensi yang bagus.
Tetapi link and match yang saya harapkan berbeda, jauh lebih besar daripada itu.Yaitu bahwa riset yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dikembangkan menjadi produk komersial atau paling tidak memiliki nilai ekonomis. Dan masih sedikit sekali yang concern pada hal ini bahkan cenderung belum ada jawab dosen saya tadi.
Dalam kuliah Systems Information Technology dalam materinya Innovation Management (kebetulan yang menjadi pengajar Bapak Lukito dosen saya dulu di Teknik Elektro UGM) dalam Product Innovation Process mengungkapkan adanya The Valley of Death dimana sebuah produk setelah masa riset akan membutuhkan bantuan financing, marketing, sales dll untuk menjadi produk yang sukses. Yang dimaksud disini sebuah produk inovasi dari kampus tidak hanya bisa didukung oleh bantuan dana saja tetapi juga dukungan untuk strategi operasional, strategi marketing dan strategi finance.
Sebagai contoh sewaktu saya mendapatkan banyak pesanan tentang alat keamanan berbasis SMS sewaktu kuliah. Saya tidak tahu bagaimana menduplikasi produk secara efektif, menentukan harga wajar terhadap produk saya, mengemas produk secara baik, menangani pesanan yang tiba-tiba berdatangan secara serentak dll. Hal-hal semacam inilah yang akan dibentuk dalam Business Incubator. Dimana kebanyakan produk-produk inovatif sebagian besar datang dari kalangan mahasiswa teknik, informatika dan mereka yang mendalami teknologi dan sebagian besar belum berpenglaman di bidang manajemen. Saya tidak ingin hal ini terjadi kembali pada inovator-inovator muda yang akhirnya menyerah, bekerja pada perusahaan besar dan produk inovasinya hilang begitu saja.
Tercetus ide di benak saya kalau silabus memungkinkan di jurusan teknik, sebaiknya empat semester awal digunakan oleh mahasiswa untuk membuat tugas akhir berupa produk dan empat semester berikutnya dimanfaatkan untuk mengkomersialkan produk tersebut.
Tetap semangat. Jalan masih panjang. Dan untuk pembaca yang berminat berikut saya share slide yang saya presentasikan berkaitan dengan Technopreneur.
Saya saat menyampaikan materi Technopreneur di event StartUpLokal #7 Re-educate |
Tetapi link and match yang saya harapkan berbeda, jauh lebih besar daripada itu.Yaitu bahwa riset yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dikembangkan menjadi produk komersial atau paling tidak memiliki nilai ekonomis. Dan masih sedikit sekali yang concern pada hal ini bahkan cenderung belum ada jawab dosen saya tadi.
Dalam kuliah Systems Information Technology dalam materinya Innovation Management (kebetulan yang menjadi pengajar Bapak Lukito dosen saya dulu di Teknik Elektro UGM) dalam Product Innovation Process mengungkapkan adanya The Valley of Death dimana sebuah produk setelah masa riset akan membutuhkan bantuan financing, marketing, sales dll untuk menjadi produk yang sukses. Yang dimaksud disini sebuah produk inovasi dari kampus tidak hanya bisa didukung oleh bantuan dana saja tetapi juga dukungan untuk strategi operasional, strategi marketing dan strategi finance.
Sebagai contoh sewaktu saya mendapatkan banyak pesanan tentang alat keamanan berbasis SMS sewaktu kuliah. Saya tidak tahu bagaimana menduplikasi produk secara efektif, menentukan harga wajar terhadap produk saya, mengemas produk secara baik, menangani pesanan yang tiba-tiba berdatangan secara serentak dll. Hal-hal semacam inilah yang akan dibentuk dalam Business Incubator. Dimana kebanyakan produk-produk inovatif sebagian besar datang dari kalangan mahasiswa teknik, informatika dan mereka yang mendalami teknologi dan sebagian besar belum berpenglaman di bidang manajemen. Saya tidak ingin hal ini terjadi kembali pada inovator-inovator muda yang akhirnya menyerah, bekerja pada perusahaan besar dan produk inovasinya hilang begitu saja.
Tercetus ide di benak saya kalau silabus memungkinkan di jurusan teknik, sebaiknya empat semester awal digunakan oleh mahasiswa untuk membuat tugas akhir berupa produk dan empat semester berikutnya dimanfaatkan untuk mengkomersialkan produk tersebut.
Tetap semangat. Jalan masih panjang. Dan untuk pembaca yang berminat berikut saya share slide yang saya presentasikan berkaitan dengan Technopreneur.
Minggu, 25 Maret 2012
Apa yang kami kerjakan di Floatway ?
Perjalanan sejauh 1000 mil dimulai dengan 1 langkah - Pepatah Cina
Perusahaan kami PT. Floatway Systems (www.floatway.com)
didirikan pada Bulan Juni 2010 oleh saya bersama tiga rekan saya yang lain.
Saya dan tiga rekan saya memiliki latar belakang yang sama yaitu sama-sama
lulusan Teknik Elektro. Pada awalnya Floatway
didirikan atas dasar keinginan para pendirinya agar riset yang telah dilakukan
di bangku perkuliahan (khususnya di bidang teknik elektro) berkelanjutan
menjadi sebuah produk jadi yang dapat dikomersialkan dan bermanfaat bagi
masyarakat. Beberapa hasil riset pendiri Floatway telah memenangkan penghargaan
inovasi produk baik secara nasional dan internasional. Saya pribadi pernah
memenangkan kompetisi Indosat Telco Project Competition 2005 dan Indosat
Wireless Innovation Contest (IWIC 2007) begitu juga dengan rekan saya yang
lain. Tetapi keberlanjutan ide dalam kompetisi tersebut akhirnya punah begitu
saja. Disinilah tujuan Floatway didirikan, diharapkan dapat menjadi wadah yang menampung
kreatifitas-kreatifitas generasi muda di Indonesia.
Gambar 1 Logo PT Floatway Systems
|
Bulan-bulan awal mendirikan perusahaan adalah hal yang
sulit. Meskipun dengan semangat yang berkobar-kobar dan visi misi yang sangat
‘baik’ kami tidak tahu harus melakukan apa dan memulai darimana. Ditambah lagi
latar belakang yang sama bukanlah sesuatu yang ideal bagi sebuah organisasi.
Keberagaman kadang lebih baik dalam sebuah organisasi. Inilah yang mendorong
saya untuk mendaftar di bangku kuliah S2. Dan saya tidak ingin melanjutkan di
bidang teknik, bidang manajemen lebih baik untuk menambah keberagaman dalam
organisasi yang baru lahir ini. Sebuah organisasi membutuhkan bagian finance,
marketing, sales dan pengetahuan mengenai manajemen. Pilihan yang tepat!
Selain itu sebuah perusahaan perlu strategi yang lebih
‘membumi’ dengan kata lain kita memerlukan produk yang bisa dijual untuk
memberikan pemasukan di kas kita. Kita berempat jadi lebih sering mengikuti
pertemuan-pertemuan entrepreneurship dan mendengarkan talk show mengenai
entrepreneurship dan juga membaca buku dan artikel mengenai entrepreneurship. Disinilah
kami mendapat pencerahan bahwa entrpreneur harus mentargetkan pada ceruk pasar
yang spesifik alias ‘niche market.’ Pasar yang belum digali secara serius oleh
orang lain dan diharapkan memberikan keuntungan secara kontinyu ke perusahaan
kami. Hal ini disampaikan dengan jelas oleh W. Chan Kim dan
Renee Mauborgne dalam buku karangan mereka yang berjudul “Blue Ocean Strategy.”
Menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang pasar yang tidak ada
lawannya. Pasar yang sangat luas bagaikan “Lautan Biru.” Dalam buku “Marketing
Management” karangan Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menyebutkan bahwa
dalam pasar 40% dikuasai oleh market
leader, 30% oleh market challenger
dan 20% oleh market follower. Market nichers hanya menguasai 10% dan
tidak digarap oleh perusahaan-perusahaan besar. Ceruk pasar inilah kesempatan
bagi start-up untuk memasuki pasar.
Divisi Produk
If
you don't have a competitive advantage, don't compete - Jack Welch, GE
Kebetulan teman saya mendapat proyek sebuah produk
instrumentasi industri. Proyek yang sebelum Floatway didirikan sudah sering
ditanganinya. Proyek ini memberikan angin segar bagi Floatway untuk melangkah.
Meskipun banyak kendala terjadi saat melakukan project delivery, proyek ini menghubungkan kami ke proyek-proyek
selanjutnya selama tahun 2011. Produk
yang kami buat adalah alat untuk test kualitas bagi industri kabel otomotif.
Dan menjadi produk utama Floatway. Sebelumnya sudah terdapat produk sejenis
yang dibuat dari Jepang dan Taiwan. Tetapi tentu saja harga produk kami lebih
ekonomis dengan fungsionalitas yang lebih unggul. Itulah yang menjadi brand equity produk kami dibandingkan
produk-produk lainnya. Sebelum PO (Project Order) dikeluarkan oleh customer, kami mengadakan diskusi yang
intensif dengan customer sehingga
diketahui secara pasti apa saja keinginan customer dari produk yang bisa kita
berikan. Produk kami adalah produk B2B sehingga komunikasi intensif ke customer
adalah sangat penting untuk bisa sukses memenangkan hati customer. Akhirnya
dengan pertemuan yang insentif kami menciptakan produk yang dapat menghemat
proses produksi mereka sehingga waktu pengechekan kualitas pun menjadi lebih
cepat.
Gambar 2 Produk utama PT. Floatway Systems Streamline circuit tester dan bulb tester |
Berikut beberapa project untuk produk Circuit Tester dan Bulb Tester :
- Electronic Stamp – PT Banshu Electric Indonesia
- Bulbtester – PT Dharma Electrindo Manufacturing
- Circuit checker + Bulb tester + Volt tester + Function tester – PT Banshu Electric Indonesia
- Circuit checker – PT Leoco Dwitara
- Circuit Checker – PT Darmawan Metal Mekanikal
- Bulbtester Upgrade – PT Dharma Electrindo Manufacturing
- Circuit Checker 150 point – PT Cipta Mandiri Wirasakti
Berikut video pengujian salah satu produk circuit checker Floatway :
Divisi Training
Di unit lain kita juga mengadakan training yang
ditujukan bagi engineer telekomunikasi. Pasar ini kami tuju karena tiga dari
empat pendiri Floatway berpengalaman di bidang telekomunikasi. Memang ada
persaingan dalam bidang ini tetapi kami menjaga brand produk kami dengan
memberikan materi training yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Metode
pengajarannya pun dibuat secara dua arah. Dimana peserta training secara bebas
dan langsung dapat menceritakan pengalamannya kedalam forum training. Dan juga
banyak sekali dilakukan praktek-praktek yang berhubungan dengan materi training
sehingga peserta paham apa yang sedang dipelajari dalam training.
Gambar 3 Program training telekomunikasi
|
Untuk mendukung training Floatway juga menerbitkan buku pegangan edisi bahasa Indonesia yang lebih mudah dimengerti dan berisi pembahasan-pembahasan praktis. Kami juga mengadakan seminar dengan materi-materi yang berkaitan dengan telekomunikasi selular.
Gambar 4 Buku Pegangan training adalah salah satu nilai kompetitif Floatway
dibandingkan dengan lembaga training sejenis
|
Untuk meningkatkan kualitas kami terus mengupdate materi training kami dengan materi-materi yang baru dan terus menambahkan studi kasus yang terjadi pada dunia praktis. Untuk tempat pengadaan training kita adakan di hotel dengan sajian makanan yang lezat. Akhr-akhir ini kami juga mengadakan training di gedung UGM Samator Pendidikan Jakarta karena tempatnya nyaman dan mudah dijangkau lokasinya oleh peserta training. Kita juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang bisa memberikan lapangan pekerjaan atau OJT langsung kepada peserta training. Sehingga setelah training selesai peserta dapat langsung menerapkan pengetahuan yang didapatkannya ke aplikasi praktis.
Gambar
5 Untuk menjaga
kualitas training tempat pengadaan training pun dibuat senyaman mungkin. Salah
satunya di Gedung UGM Samator Pendidikan di Tebet Jakarta Selatan
|
Untuk menjaga inovasi kamu memperbarui tema-tema
training kami. Pada awal tahun 2011 kita memulai training dengan materi
telekomunikasi seluler dengan teknologi GSM (2G) pertengahan dan akhir tahun
2011 kita mengadakan training dengan materi UMTS atau WCDMA (3G) dan diawal
tahun 2012 ini kita memfokuskan dengan materi WiMAX atau LTE (4G). Kita juga akan
memperbarui dengan materi-materi pendukung yang berhubungan dengan materi utama
misalnya programming dengan Visual Basic Application, penggunaan tools Map Info
dan TEMS Investigation sampai juga materi Project Management Professional bagi
para team leader atau project manager yang berkecimpung di dunia telekomunikasi
seluler.
Dalam program
training yang kita adakan tidak semua materi training kita tangani karena lingkup
telekomunikasi juga sangat luas, kita ambil training bagian radio part (RF
part) atau bagian dari sisi handphone sampai BTS. Bagian radio part ini sangat
penting karena menyangkut bagaimana sisi end
user atau customer terakhir dalam bisnis telekomunikasi seluler merasakan
kualitas dari seluruh layanan. Apabila sulit untuk melakukan panggilan, atau
sering drop, SMS gagal atau kualitas suara tidak bagus salah satunya adalah
tanggung jawab dari bagian engineer di radio part ini. Berikut pengalaman program
training yang pernah kita adakan.
- 2G/3G Drivetest Training – Universitas Islam Indonesia
- 2G RF Planning and Optimization Training – 4-6 Maret 2011 di Hotel Paragon Jakarta
- 2G RF Planning and Optimization Training – Training in-house PT. Nexwave
- Reporting and Presentation Skill Training – Training in-house PT. Nexwave
- 3G RF Planning and Optimization Training – 2-4 Juni 2011 di Hotel Paragon Jakarta
- 3G RF Planning and Optimization Training at Semarang – 8-10 Juli 2011 di Hotel Ibis Semarang
- Visual Basic Application for RF Engineer Training – 20-21 Agustus 2011 di Hotel Paragon Jakarta
- 2G RF Planning and Optimization Training – 30 September – 2 Oktober 2011 di Hotel Paragon Jakarta
- 3G RF Planning and Optimization Training – 28 - 30 Oktober 2011 di MM UGM Jakarta
- Training & Certification Program for Drivetester Engineer – 3, 10, 17, 24 Desember 2011 – Training dan sertifikasi untuk Drivetester Enginner PT. Lintas Media Telekomunikasi
- 3G RF Planning and Optimization Training at Surabaya – 30 Desember 2011 – 1 Januari 2012 di Hotel Sahid Surabaya
- 4G Seminar : WiMAX vs LTE – Technology Challenge and Bussines Opportunity – 26 February 2012 di MM UGM Jakarta
Professionalisme
People don't buy products, they buy benefits - Theodore Levitt
Seorang profesional dengan pengalaman 3 tahun bisa mendapatkan gaji sampai ribuan dollar sedangkan dengan pengalaman lebih dari 5 tahun berpeluang untuk bekerja di seluruh belahan penjuru dunia sebagai konsultan global. Kebutuhan akan engineer pun meledak seiring pertumbuhan penggunaan telepon seluler baik untuk voice, SMS atau paket data. Tidak jarang kita mendapatkan panggilan telepon dari luar negeri yang menawarkan pekerjaan untuk mengerjakan proyek di luar negeri. Akibatnya sering sekali engineer bagai ‘kutu loncat’ berpindah tempat dari proyek yang satu ke proyek yang lain yang menjadi masalah apabila engineer tersebut melakukan mark up pada CV-nya dan kriteria yang dituliskan pada CV tidak sesuai dengan pengalaman asli dari engineer tersebut. Di sisi lain perusahaan sangat membutuhkan personel dalam proyek dan menyebabkan engineer mark up ini lolos dikarenakan filter interview yang kurang bagus. Hasilnya dapat dipastikan adalah banyak proyek-proyek yang berjalan tidak lancar karena kurangnya kapabilitas personel dalam timnya.
Di sinilah etika profesionalisme dibutuhkan, engineer
harus secara jujur menyatakan pengalaman kerjanya dan sejauh mana untuk dia
berkompeten untuk menangani proyek yang belum pernah dikerjakannya dan di sisi
lain perusahaan pun tidak dapat semata-mata 'mencomot' engineer seperti istilah mengambil kucing dalam
karung dan tidak melakukan cross check terhadap kebenaran yang dituliskan di
dalam CV. Dengan pertumbuhan customer telekomunikasi seluler di Indonesia dan
perkembangan teknologi tidak ada engineer yang secara pengalaman pernah
melakukan semua proyek. Di sinilah trade off antara kegiatan belajar mandiri
engineer dan delivery pekerjaan ke perusahaan dan atasan secara berkualitas
harus seimbang. Kejujuran, keterbukaan dan komunikasi diperlukan dalam proses ini.
Dan hal itu kami tumbuhkan di dalam proses training.
Gambar 6 Dalam flyer-nya trainingnya PT. Floatway Systems
selain memberikan informasi silabus secara lengkap juga memberikan penekanan
agar engineer bekerja dengan etika profesional yang baik
|
Kerja Praktek dan Magang
If you want to go quickly, go alone. If you want to go far, go together - African Proverb
Dalam rangka mengembangkan produk dan riset di Indonesia kita sering membuka lowongan kerja praktek dan juga magang di Floatway. Di program ini kami menitikberatkan bahwa riset hasil kampus seharusnya berkelanjutan dan dapat menjadi sebuah produk dengan nilai ekonomis yang tinggi apabila diterapkan strategi pemasaran yang baik. Apabila Anda berminat untuk melakukan kerja praktek dan magang di Floatway segera kirim CV Anda ke lingga(dot)wardhana(at)Floatway(dot)com.
Kami sangat terbuka untuk kerjasama yang saling menguntungkan. Let's Collaborate, mari jadikan Indonesia lebih baik.
Lingga Wardhana
CEO
Langganan:
Postingan (Atom)