Topik
Green
Technology, Startup Business, Natural Environment
Pendahuluan
Banyak para pemula bisnis
yang mengalami kebingungan saat memasuki bidang bisnis. Beberapa orang tidak
memilki ide sama sekali bisnis bidang apa yang akan dimasukinya. Atau beberapa
orang sudah memilki ide untuk memulai bisnis tetapi tidak tahu harus memulai
darimana. Dalam memulai suatu bisnis kreatifitas sangat menentukan apakah produk
yang dihasilkan akan menjadi booming
atau bahkan biasa-biasa saja. Tetapi di sisi lain ide cemerlang tanpa
kemanfaatan yang tinggi bagi masyarakat akan membuat produk atau jasa yang kita
hasilkan tidak terlalu bernilai. Oleh sebab itu ide yang bagus dan bernilai
tinggi apabila kita bercermin dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dari
lingkungan sekitar kita. Lingkungan kita alam Idonesia adalah salah satu hal
yang perlu sebesar-besarnya diselamatkan bukanlah sesuatu yang perlu
dieksploitasi sebesar-besarnya bagi keuntungan segelintir oknum. Mengindentifikasi
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita adalah salah satu cara
untuk mendapatkan ide bisnis. Berikut contoh-contoh permasalahan yang menjadi
problem utama saat ini yang berkaitan dengan penggunaan energi dan isu
lingkungan :
- Energi tak terbarukan seperti minyak bumi dan batubara yang mulai menipis.
- Polusi di kota-kota besar seperti Jakarta baik polusi air, polusi udara dan polusi suara.
- Pemanasan global yang mengakibatkan cuaca menjadi tidak menentu dan kemarau berkepanjangan.
Solusi atas
problem-problem inilah yang dapat menjadi ide bisnis bagi Startup Green Business. Solusi dari problem-problem itulah
kesempatan usaha yang mungkin dapat Anda lakoni. Perusahaan Anda akan meraih
dua keuntungan sekaligus yaitu mendapatkan profit dan menyelamatkan alam. Pada
tulisan ini akan dijelaskan produk ramah lingkungan yang bisa diterapkan di
kehidupan sehari-hari yaitu Smart Grid
Electric, suatu sistem yang memudahkan pengguna listrik rumah tangga untuk
memonitor dan melakukan penghematan.
Usaha
Ramah Lingkungan
Emisi gas rumah kaca
adalah konsekuensi tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Bahkan ketika
bernapaspun, kita menghasilkan emisi. Emisi gas rumah kaca sesungguhnya membuat
bumi yang kita huni ini nyaman dihuni, tidak terlalu dingin seperti
planet-planet lain. Emisi gas rumah kaca berfungsi menahan cahaya dan panas
matahari di atmosfer agar tidak terpantul lagi keluar bumi.
Masalahnya miliaran
metric ton karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4),
dinitrooksida (N2O) atau CFC lewat lubang knalpot mobil dan motor
kita dan cerobong pabrik dan industri, gas rumah kaca menjadi berlebihan menyelimuti
atmosfer bumi.
Panasnya udara inilah
yang memberi dampak serius pada lingkungan bio-geofisik karena lebih dari 70%
panas matahari yang terjebak langsung menyentuh laut dan menyebabkan kenaikan
suhu air laut. Inilah yang lalu mengakibatkan pelelehan es di kutub dan
kenaikan muka air laut, meningkatnya curah hujan, atau sebaliknya, meluasnya
gurun pasir di daerah-daerah yang kering. Anomali musim yang kita rasakan
hari-hari ini di Indonesia adalah salah satu buktinya.
Ada empat solusi yang
bisa ditawarkan oleh Industri :
1.
Membangun industri ramah lingkungan
2.
Menggunakan energi alternatif non fosil
3.
Menciptakan teknologi yang lebih hemat
energi
4.
Melakukan efisiensi penggunaan energi
5.
Menekan dan menetralisasi dampak emisi
rumah kaca dengan memproduksi O2 sebanyak-banyaknya. Itu artinya
kita harus menanam pohon, memelihara hutan, dan menjaga kelestarian ekosistem
laut.
Solusi
Smart Electric Grid
Pendiri dari Greenbox (http://getgreenbox.com)
mengestimasi bahwa penggunaan listrik rumah tangga melakukan pemborosan sampai
20% dari daya yang mereka gunakan. Greenbox mengatakan bahwa apabila pengguna
listrik merubah kebiasaan dengan melakukan tindakan hemat energi seperti menaikkan
suhu penggunaan AC dari 20ºC menjadi 23ºC, mematikan lampu dan mencabut
peralatan yang tidak digunakan pada malam hari maka mereka dapat menghemat
pengeluaran untuk listrik. Untuk mendukung aksi ini maka dibangunlah sebuah
sistem yang dinamakan Greenbox (Saat ini Greenbox telah diakuisisi oleh Silver
Spring Networks http://www.silverspringnet.com).
Sistem Greenbox
melakukan tes pertamakali dengan Oklahoma Gas & Electric. Software ini
disambungkan dengan meteran elektrik yang diinstal oleh OG & E. Smart meter
ini bersifat wireless yang dapat diartikan pembaca smart meter tidak perlu
pulang kerumah atau menuju kantor yang sedang dipantau. Teknologi IT, website
dan gadget memungkinkan untuk
melakukan monitoring jarak jauh dari smart meter ini.
Dengan melakukan
analisa dari informasi yang didapatkan dari smart meter ini Greenbox akan
mendapatkan detail informasi bagaimana setiap rumah menggunakan listrik mereka.
Kemudian data itu dirubah menjadi data dimana pemilik rumah dapat memahami dan
menggunakannya. Greenbox mengklaim bahwa antarmuka pengguna adalah hal yang
sangat penting karena akan ada interaksi antara pengguna dengan teknologi dan
bagaimana teknologi dapat mengubah cara hidup menuju kehidupan yang lebih baik.
Pengguna rumah yang
menggunakan Greenbox dapat melakukan login ke sebuah website dan melakukan tracking penggunaan energi. Sebagai
salah satu contoh pengguna rumah dapat mematikan AC yang mereka gunakan dan
melakukan monitoring di Greenbox website bagaimana penurunan konsumsi energi
yang mereka gunakan. Greenbox juga memberikan saran-saran agar pengguna rumah
dapat melakukan penghematan. Sebagai contoh pengguna dapat membandingkan
penggunaan listrik di rumahnya dengan listrik yang digunakan oleh tetangganya
dengan kapasitas rumah yang sama besarnya. Kemudian melakukan perencanaan
penghematan penggunaan listrik untuk satu bulan kedepan.
Menurut ujicoba yang
dilakukan di United States yang meliputi 25 rumah tangga hanya satu rumah yang
gagal untuk merubah kebiasaannya melakukan penghematan listrik. Perusahaan lain
Reliant Energy (www.reliant.com)
menggunakan produk bernama The Isight yang dibuat oleh Tendril (www.tendrillink.com).
Perangkat ini akan berkomunikasi secara wireless, dan memperbolehkan pemilik
rumah melakukan real time tracking
mengenai penggunaan listrik yang mereka gunakan.
Di United States
sekaranglah saatnya momentum untuk menggunakan smart meter. Sebagai contoh,
Pacific Gas & Electric merencanakan untuk mengeluarkan $2.3 miliar untuk
menginstal 10 juta meteran listrik dan gas yang berteknologi tinggi. Eropa
bergerak lebih cepat sekitar 80 juta smart meter akan terinstal pada 2013.
Bagaimanakah dengan Indonesia? Apakah kita berani untuk mengambil kesempatan
bisnis ini?
Referensi
1. Rainer,
R. Kelly & Cegielski, Casey G. 2011. Introduction
to Information Systems – Enabling and Transforming Business. John Wiley
& Sons (Asia) Pte Ltd.
2. Raditya
Mahendra Yasa. Atasi Pemanasan Global Bersama Komunitas. Harian Kompas, Sabtu,
30 Oktober 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar